Thursday, December 30, 2010

Kenapa Tidak Django ?

Mengingat populeritas Django cukup tinggi di tanah air, saya yakin pasti ada pertanyaan seperti judul di atas dari pengunjung blog saya yang membaca tulisan saya yang berkaitan dengan Python. Saya akui sebagian besar tulisan 'pemrograman Python' yang saya buat di sini hampir tidak pernah bersentuhan dengan 'kode-kode' Django kecuali satu tulisan yang membahas 'templating' (itu juga modul Django yang dibundling dalam AppEngine).

Bahkan, Python based website yang saya buat di AppEngine juga tidak menggunakan satupun modul Django, semuanya murni menggunakan modul-modul bawaan server Appengine dan modul default Python :) ...kenapa hayooo ? Apakah karena saya tidak punya 'kemampuan' menggunakan Django ? Atau saya membenci Django ? hehehe.... Kalo bicara kemampuan, saya sendiri sudah membuat sebuah webapp berbasis Django yang belum saya upload apalagi membenci Django (kenapa coba?). Tapi, saya akan menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan ini sebab saya juga kadang bertanya-tanya sendiri.

Alasan utamanya adalah saya termasuk orang yang tidak terlalu suka 'bersentuhan' dengan Framework dalam mengembangkan website, saya lebih memilih mengembangkan sendiri website yang saya buat (kecuali webblog). Kita memang dipermudah saat menggunakan Framework dalam mengembangkan sebuah website karena banyak modul-modul siap pakai yang dapat langsung kita gunakan tapi menurut saya, untuk orang yang sedang belajar seperti saya harus lebih mendalami lebih dahulu bahasa pemrograman yang sedang saya gunakan dalam hal ini fitur dan ability mendasar bahasa pemrograman tersebut. Hal inilah yang tidak saya dapatkan dari sebuah Framework karena semuanya sudah termodul dan tinggal digunakan.

Alasan yang lain adalah 'kebebasan', setiap Framework biasanya sudah 'men-standarkan' gaya pemrogramannya baik untuk template maupun kode-kode yang disematkan oleh penggunanya sesuai dengan standar masing-masing Framework hingga saya sulit mengembangkan 'gaya' pemrograman saya sendiri.

Keberadaan modul-modul siap pakai dalam sebuah Framework bagi 'newbee' yang belum tau banyak dan masih mau belajar seperti saya juga hanya membuat bingung karena saya merasa 'dipaksa' untuk mengikuti sesuatu yang entah dari mana asalnya misalnya, tiba-tiba saya harus menggunakan modul tertentu untuk membuat sebuah fungsi dalam halaman yang saya buat tapi saya tidak mengetahui bagaimana modul itu terbentuk (untuk mengoprek dibutuhkan level skill tertentu).

Dan yang terpenting adalah, dengan membuat sebuah website tanpa framework akan melatih saya untuk merancang sendiri system dan keamanan website saya sesuai keinginan dan mengembangkan pengetahuan dan 'merangsang' saya untuk membuat modul sendiri.

Bahkan saya juga bisa belajar dari 'kesalahan' dan mengasah kemampuan saya dalam melindungi keamanan website saya apabila website saya mengalami kerusakan karena diretas akibat dari adanya 'lubang-lubang' keamanan pada program yang saya buat (ini pernah saya alami pada salah satu website berbasis PHP saya).

Mungkin suatu saat saya akan membuat tulisan yang memuat tentang pengembangan website berbasis Django tapi bukan saat ini, karena saya masih mencoba untuk mempelajari Python secara mendasar dan akan membagi pengetahuan yang saya dapat lewat tulisan-tulisan saya di sini.

Begitulah saya, bagaimana dengan Anda ?

No comments: