Thursday, March 19, 2009

Kampanye Terbuka Sepi, Salah Satu Tanda Masyarakat Sudah 'Pinter' ?

Baca berita dikoran katanya hari pertama kampanye terbuka di Jakarta sepi, meskipun ada yang mengikuti kampanye itu juga hanya terbilang puluhan orang saja. Keadaan ini sangat berbeda dengan suasana kampanye lima tahun yang lalu yang selalu ramai meskipun kampanye partai 'ecek-ecek'.

Mungkinkah penyebab sepinya kampanye tahun ini karena masyarakat semakin pintar dan sudah 'sadar politik' ? Atau karena hari pertama kampanye kemarin yang kampanye adalah partai kecil dengan simpatisan yang sedikit atau mungkin partai yang kampanye bukan partai yang bermodal besar untuk mendanai kampanyenya?
Bagaimana mengukur tingkat kesadaran politik suatu masyarakat ? Kalo kita berkaca dengan masyarakat di negara maju, tidak ada yang namanya demo anarkis saat 'calonnya' kalah dalam pemilu, pihak yang kalah akan memberi selamat kepada pemenang, Politik uang tidak berlaku di negara maju, masyarakat dapat menuntut kontrak politik yang pernah di ajukan oleh 'calonnya' saat kampanye bila ternyata tidak ditepati dan yang pasti dinegara maju tidak ada arak-arakan yang bikin macet jalan saat kampanye apalagi sampai terjadi tawuran antar peserta kampanye dan tingkat golput cenderung kecil.

Bagaimana dengan di Indonesia ? apakah butuh 10 kali pemilu lagi untuk mewujudkan pemilu yang sesuai dengan harapan kita ? Saya yakin pasti bisa, ingat suasana demokratis pilkada gubernur DKI Jakarta yang lalu ? dari sini kita yakin bila pemerintah dan parpol peserta pemilu peduli dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat dan meningkatkan kesadaran politik masyarakat serta membudayakan 'budaya malu' dalam setiap level pemerintahan dalam melaksanakan tanggung jawab jabatannya maka pemilu yang kita harapkan dapat terwujud dan tercipta pemilu yang dapat menghasilkan pejabat-pejabat yang berkompeten dan berkualitas.

Selain itu, bila masyarakat semakin pintar dan sadar akan hak-hak politiknya maka 'oknum-oknum' calon pejabat entah gubernur, bupati, walikota, anggota legislatif bahkan presiden sekalipun yang berusaha menggunakan cara-cara yang 'membodohi' masyarakat dengan politik uang dan janji-janji palsu untuk meraih nafsunya untuk mendapatkan jabatan tidak akan pernah berhasil.

No comments: