Beberapa hari terakhir ini saya iseng-iseng buka situs-situs yang membahas Maxgain, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang trading bursa berjangka. Bukan main, banyak sekali hujatan yang menyerang perusahaan ini. Hujatan dan tuduhan miring umumnya disebabkan dari iklan-iklan lowongan yang disebar oleh Maxgain untuk menjaring nasabah (investor) untuk perusahaannya.
Membaca masalah yang dibahas di 'situs-situs' maxgain, saya jadi teringat beberapa bulan yang lalu saat saya lagi Bete dengan kantor lama saya waktu itu. Kepengen banget saya pindah ke kantor lain dengan bidang yang lain dan gaji yang meningkat. Coba-coba saya masukan aplikasi saya ke salah satu layanan lowongan kerja online, kalo gak salah namanya 'jobindo.com'.
Wednesday, November 26, 2008
Tuesday, November 11, 2008
Sarah Palin Ditawari Main Film Porno
Setelah kalah sebagai calon Wapres AS, Sarah Palin ditawari jadi bintang film porno dan bayarannya pun tidak main-main, 2 juta dolar (sekitar Rp21 miliar).
Harian Vancouver Sun melaporkan bahwa Palin, yang masih Gubernur Alaska, mendapat tawaran main film porno itu dari sutradara Cezar Capone asal Florida.
Capone, yang sesumbar dirinya adalah "raja semua film MILF (film porno dengan pemain perempuan paruh baya) " , lewat surat terbuka di situs web-nya mengatakan bahwa jika film itu jadi dibuat, hasilnya akan diedarkan secara internasional. Film itu juga menurut dia akan direkam dengan kualitas HD .
Harian Vancouver Sun melaporkan bahwa Palin, yang masih Gubernur Alaska, mendapat tawaran main film porno itu dari sutradara Cezar Capone asal Florida.
Capone, yang sesumbar dirinya adalah "raja semua film MILF (film porno dengan pemain perempuan paruh baya) " , lewat surat terbuka di situs web-nya mengatakan bahwa jika film itu jadi dibuat, hasilnya akan diedarkan secara internasional. Film itu juga menurut dia akan direkam dengan kualitas HD .
Thursday, October 23, 2008
Kepergok Pake Software Bajakan kok Ngamuk ?
Pengguna komputer di China naik pitam gara-gara Microsoft meluncurkan tool anti pembajakan. Bahkan ada yang tak segan mendeskripsikan Microsoft sebagai cracker terbesar di China. Kekesalan user ini terkait program 'Windows Genuine Advantage' yang akan mengubah layar komputer mereka menjadi hitam jika software yang diinstal tidak memenuhi tes validasi.(Detikinet)
Berita ini cukup lucu dan unik, baru kali ini ada 'maling kepergok terus malah lebih galak dari korbannya', tapi mau bagaimana lagi.. alasan mereka termasuk kita-kita di Indonesia, menggunakan software bajakan karena harganya lebih murah dari pada yang asli, "Jika harga software asli lebih murah daripada yang bajakan, siapa yang akan memilih barang bajakan," tulis blogger dari Cina.
Mereka juga berani gak segan-segan menghujat Microsoft dengan sebutan 'cracker terbesar di China', bagaimana di Indonesia ? Indonesia juga termasuk salah satu negeri pembajak terbesar di Dunia, tapi kenapa Microsoft belum juga mengeluarkan 'jurus pamungkasnya' ini untuk menjerat pengguna software bajakan ? Apa karena Bill Gates sudah dateng 'bolak-balik' kesini (bikin kesepakatan tertentu dengan pemerintah mengenai software bajakan ini) ? Jadi Indonesia diijinkan ngebajak software mereka sesukanya :D ?
Berita ini cukup lucu dan unik, baru kali ini ada 'maling kepergok terus malah lebih galak dari korbannya', tapi mau bagaimana lagi.. alasan mereka termasuk kita-kita di Indonesia, menggunakan software bajakan karena harganya lebih murah dari pada yang asli, "Jika harga software asli lebih murah daripada yang bajakan, siapa yang akan memilih barang bajakan," tulis blogger dari Cina.
Mereka juga berani gak segan-segan menghujat Microsoft dengan sebutan 'cracker terbesar di China', bagaimana di Indonesia ? Indonesia juga termasuk salah satu negeri pembajak terbesar di Dunia, tapi kenapa Microsoft belum juga mengeluarkan 'jurus pamungkasnya' ini untuk menjerat pengguna software bajakan ? Apa karena Bill Gates sudah dateng 'bolak-balik' kesini (bikin kesepakatan tertentu dengan pemerintah mengenai software bajakan ini) ? Jadi Indonesia diijinkan ngebajak software mereka sesukanya :D ?
Monday, October 13, 2008
Tarik Ulur UU Pornografi
Sikap Forum Ukhuwah Islamiyah dan Majelis Ulama Indonesia, terdiri dari enam poin. salah satunya, menyesalkan sikap DPR yang kembali mengulur waktu pengesahan dengan mengadakan uji shahih di tiga daerah, Bali, Jogyakarta dan Sulawesi Utara.(Eramuslim.com), ini bukan berita baru karena sebelumnya juga terjadi hal seperti ini saat RUU ini masih bernama 'RUU APP'.
Sepertinya masih ada tarik ulur kepentingan pihak-pihak tertentu hingga RUU ini terus menerus menjadi menggantung tanpa ada kepastian kapan akan disahkan menjadi UU. Padahal UU ini dapat dijadikan rambu dan membatasi atau setidaknya mengurangi aksi-aksi yang dianggap diluar hukum dalam memberantas pornografi yang dilakukan oleh massa islam terhadap pelaku atau pihak-pihak yang melakukan aksi dan bisnis pornografi.
Apakah dengan terkatung-katungnya RUU ini akibat dari penolakan fraksi tertentu yang tidak menginginkan UU ini disahkan seperti yang di ungkapkan oleh Wellya Safitri, Sekretaris MUI. Saya setuju dengan pernyataan MUI yang menyatakan sudah saatnya menempatkan masyarakat sebagai pelapor dan penggugat dalam pelaksanaan UU Pornografi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan jangan sampai hanya karena segolongan masyarakat yang bersikap kesukuan dan sekelompok orang orang yang menentang UU ini hanya karena merasa terganggu kepentinganya dengan disahkannya UU ini hingga menyebabkan UU tidak dapat disahkan hingga menyebabkan kerusakan moral secara 'nasional'.
Katanya ini bangsa yang PANCASILAIS, YANG MENJUNJUNG TINGGI MORAL DAN ADAT KETIMURAN, masak disuruh berhenti telanjang dan pake baju yang bener aja gak mau sih ? CAPE DEEEH.(Rofa's Blog)
Sepertinya masih ada tarik ulur kepentingan pihak-pihak tertentu hingga RUU ini terus menerus menjadi menggantung tanpa ada kepastian kapan akan disahkan menjadi UU. Padahal UU ini dapat dijadikan rambu dan membatasi atau setidaknya mengurangi aksi-aksi yang dianggap diluar hukum dalam memberantas pornografi yang dilakukan oleh massa islam terhadap pelaku atau pihak-pihak yang melakukan aksi dan bisnis pornografi.
Apakah dengan terkatung-katungnya RUU ini akibat dari penolakan fraksi tertentu yang tidak menginginkan UU ini disahkan seperti yang di ungkapkan oleh Wellya Safitri, Sekretaris MUI. Saya setuju dengan pernyataan MUI yang menyatakan sudah saatnya menempatkan masyarakat sebagai pelapor dan penggugat dalam pelaksanaan UU Pornografi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku dan jangan sampai hanya karena segolongan masyarakat yang bersikap kesukuan dan sekelompok orang orang yang menentang UU ini hanya karena merasa terganggu kepentinganya dengan disahkannya UU ini hingga menyebabkan UU tidak dapat disahkan hingga menyebabkan kerusakan moral secara 'nasional'.
Katanya ini bangsa yang PANCASILAIS, YANG MENJUNJUNG TINGGI MORAL DAN ADAT KETIMURAN, masak disuruh berhenti telanjang dan pake baju yang bener aja gak mau sih ? CAPE DEEEH.(Rofa's Blog)
Wednesday, September 24, 2008
Panja DPR: Masyarakat Berlebihan Tafsirkan RUU Pornografi
"Sebagian publik mengkhawatirkan RUU Pornografi. Mereka pun berdemo menolak disahkannya RUU tersebut. Banyak yang beranggapan, jika RUU ini disahkan, maka menyimpan benda porno, memakai lipstik di depan publik, atau pun menjual pakaian dalam bisa terjerat UU ini. Kekhawatiran masyarakat ini dianggap terlalu berlebihan oleh anggota Panja RUU Pornografi, Agung Sasongko. Menurutnya, masyarakat tidak perlu terlalu mengkhawatirkan RUU yang memicu kontroversi ini".(Detikcom)
Menurut saya, kekhawatiran ini bukan cuma berlebihan tapi lebih tepatnya kekhawatiran yang dangkal karena menggunakan argumen-argumen yang dangkal dan menafsirkan RUU tersebut seenak perutnya tanpa ada solusi yang ditawarkan. Mereka tidak sadar dengan penolakan-penolakan dan argumen yang mereka sampaikan justru mengungkap kadar moral mereka. Bila mereka bisa berfikir dengan dilandasi hati nurani maka penolakan-penolakan ini tidak perlu terjadi, kalaupun ada komponen dalam RUU ini yang bermasalah dapat langsung sampaikan ke DPR karena DPR dengan jelas sudah menyatakan bahwa dalam penggodokan RUU ini mereka membuka pintu masukan dari masyarakat.
Bila mereka bisa menyampaikan penolakan dan keberatan-keberatan dengan cara yang demokratis, santun dan bersama-sama dengan pemerintah dan DPR untuk mencari jalan keluarnya, jadi kan tidak perlu ada isu 'disintegrasi' segala apalagi sampai mengancam mau 'demo telanjang segala'.
Menurut saya, kekhawatiran ini bukan cuma berlebihan tapi lebih tepatnya kekhawatiran yang dangkal karena menggunakan argumen-argumen yang dangkal dan menafsirkan RUU tersebut seenak perutnya tanpa ada solusi yang ditawarkan. Mereka tidak sadar dengan penolakan-penolakan dan argumen yang mereka sampaikan justru mengungkap kadar moral mereka. Bila mereka bisa berfikir dengan dilandasi hati nurani maka penolakan-penolakan ini tidak perlu terjadi, kalaupun ada komponen dalam RUU ini yang bermasalah dapat langsung sampaikan ke DPR karena DPR dengan jelas sudah menyatakan bahwa dalam penggodokan RUU ini mereka membuka pintu masukan dari masyarakat.
Bila mereka bisa menyampaikan penolakan dan keberatan-keberatan dengan cara yang demokratis, santun dan bersama-sama dengan pemerintah dan DPR untuk mencari jalan keluarnya, jadi kan tidak perlu ada isu 'disintegrasi' segala apalagi sampai mengancam mau 'demo telanjang segala'.
Thursday, September 18, 2008
PKS: 5 Kekeliruan Berpikir Bagi Penolak RUU Pornografi
Meski RUU Pornografi akan segera disahkan, pro kontra terhadap RUU ini tak kunjung usai. Jika kubu penolak menilai RUU pornografi hanya akan mengekang kebebasan berekspresi dan mengancam integrasi, lain halnya bagi kubu penolak. PKS bahkan menuding para penolak telah sesat pikir.
"Yang menolak RUU Pornografi telah melakukan lima kekeliruan berpikir. Pertama, melupakan nilai-nilai agama yang diagungkan oleh pancasila yang berarti mengagungkan aturan luhur,” kata anggota FPKS Al Muzammil Yusuf pada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis ( 18/9/2008).
Menurut anggota Komisi I DPR ini, selain melupakan nilai agama, para penolak RUU Pornografi juga dinilai tidak siap berdemokrasi. Alasannya, proses panjang dan dialektika antar fraksi yang sudah berjalan lama tidak dihargai semestinya.
"Mereka menolak membuktikan, mereka belum siap berdemokrasi, karena mereka tak menghormati proses panjang wakil rakyat mendiskusikan RUU ini,” terang Muzammil.
Selain 2 alasan di atas, Muzammil menilai penolakan kelompok tertentu pada RUU Pornografi membuktikan mereka tidak siap menjadi bagian dari keluarga besar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Mereka melupakan amanat UUD 45 pasal 31 ayat 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan meningkatkan iman taqwa dan ahlaq mulia. Selain itu, mereka meremehkan upaya penyelamatan generasi muda dan anak,” kata Muzammil.
Muzammil juga menilai bahwa penolakan ini lebih menuruti ide kebebasan Barat. "Para penolak RUU lebih terinspirasi dan mewakili ide kebebasan Barat yang nyata-nyata gagal melindungi rakyatnya dari bahaya pornografi,”pungkasnya.(Detikcom)
"Yang menolak RUU Pornografi telah melakukan lima kekeliruan berpikir. Pertama, melupakan nilai-nilai agama yang diagungkan oleh pancasila yang berarti mengagungkan aturan luhur,” kata anggota FPKS Al Muzammil Yusuf pada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis ( 18/9/2008).
Menurut anggota Komisi I DPR ini, selain melupakan nilai agama, para penolak RUU Pornografi juga dinilai tidak siap berdemokrasi. Alasannya, proses panjang dan dialektika antar fraksi yang sudah berjalan lama tidak dihargai semestinya.
"Mereka menolak membuktikan, mereka belum siap berdemokrasi, karena mereka tak menghormati proses panjang wakil rakyat mendiskusikan RUU ini,” terang Muzammil.
Selain 2 alasan di atas, Muzammil menilai penolakan kelompok tertentu pada RUU Pornografi membuktikan mereka tidak siap menjadi bagian dari keluarga besar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Mereka melupakan amanat UUD 45 pasal 31 ayat 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan meningkatkan iman taqwa dan ahlaq mulia. Selain itu, mereka meremehkan upaya penyelamatan generasi muda dan anak,” kata Muzammil.
Muzammil juga menilai bahwa penolakan ini lebih menuruti ide kebebasan Barat. "Para penolak RUU lebih terinspirasi dan mewakili ide kebebasan Barat yang nyata-nyata gagal melindungi rakyatnya dari bahaya pornografi,”pungkasnya.(Detikcom)
Friday, September 12, 2008
Ancaman di balik Kampanye Waria
Zionis, Nasrani, Orientalis dan Munafikin bersatu padu menghancurkan Islam. Mereka bekerja keras mengaburkan ajaran Islam. Salah satunya dengan kampanye waria.
Waria itu devian dan mengundang azab Allah. Pemahaman inilah yang coba dipatahkan oleh kaum waria. Tak heran bila berbagai cara mereka lakukan. Kampanye waria ini tak lain ghazwul fikri yang bertujuan melemahkan sendi-sendi Islam.
Di Yogyakarta, kelompok waria melakukan aksi menuntut kesetaraan orientasi seksual dan identitas gender. Aksi yang dilakukan Aliansi Masyarakat Anti Kekerasan dan Diskriminasi ini, menolak segala tindak kekerasan dan bentuk diskriminasi maupun stigma yang berbasis orientasi seksual dan identitas gender pada Rabu (13/8).
Belasan orang yang menutup wajahnya dengan kain hitam itu berunjuk rasa di depan Gedung Agung (Istana Negara) Yogyakarta. Di leher mereka tergantung poster yang bertuliskan `homo seksual bukan kriminal`, `homo seksual bukan penyakit jiwa`, dan `homoseksual = HAM`. Mereka menuntut perlakuan sama dengan lainnya, seperti penerimaan bekerja di sektor formal.
Awalnya, massa pengunjuk rasa yang dikoordinasi Matius Indarto itu menyampaikan rasa duka cita bagi para korban pembunuhan yang dilakukan Verry Idham Henyansyah alias Ryan. Kemudian, kelompok massa yang terdiri dari Rumpun Cut Nyak Din, Serikat Mahasiswa Indonesia serta kelompok waria ini mendesak proses hukum menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan tidak merendahkan orientasi seksual dan identitas gender seseorang.
Upaya kaum waria agar bisa diterima di tengah masyarakat juga tidak sebatas aksi wacana dan massa. Menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-63, digelar aksi tanding voli antara kaum ibu dan waria di Samarinda. Untuk menarik perhatian, pawai bencong dan lomba-lomba dengan mengenakan pakaian wanita juga digelar. Padahal Islam melarang pria bergaya seperti perempuan. Lebih dari itu, akan mengundang laknat Allah ta’ala.
Bahkan di Polewali, Sulawesi Selatan digelar ajang putri-putrian versi waria Agustus ini. Menurut Sekjen Yayasan Putri Waria Indonesia, Shuniyya Ruhama Habiballah, acara Top Model Waria di Polewali ini merupakan turunan kegiatan dari Yayasan Putri Waria Indonesia. “Karena biasanya, apa pun kegiatannya kita serahkan pada daerah masing-masing. Peserta Putri Waria di daerah biasanya dikirimkan ke Kontes Putri Waria Indonesia tingkat nasional yang diadakan oleh Yayasan kami,” ujar Shuniyya kepada Sabili.
Shuniyya juga memaparkan, para waria di Indonesia Timur terbilang yang paling aktif. “Ini mengingat di kebudayaan Bugis kuno mereka sudah mengenal kaum bissu – penjaga arajang atau benda pusaka kerajaan Bone – yang mereka itu memang waria suci,” jelasnya.
Shuniyya juga mengakui, even putri-putrian yang kerap dilakukan kaum waria adalah salah satu bagian pencitraan agar kaum waria bisa diterima secara luas oleh masyarakat. “Ini semua karena ketidaktahuan masyarakat. Terkadang masyarakat sudah lebih dulu mempunyai image tidak bagus terhadap kita,” terangnya.
Laki-laki yang memutuskan total menjadi waria ketika memasuki bangku kuliah ini mendefinisikan waria sebagai sebuah fenomena seseorang yang jiwa dan raganya berbeda. Menurutnya, fenomena waria tidak hanya dipengaruhi faktor kejiwaan; tapi sampai terbawa ke hormonal, anatomi tubuh dan faktor genetika. “Jadi untuk waria, kita tidak bisa langsung mengatakan Allah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan sebaliknya tanpa melihat latar belakang dan kejadian mengapa ia harus hidup sebagai waria,” ujarnya berargumen.
Shuniyya bersikukuh, kaum waria bukanlah laki-laki yang menyerupai perempuan. Menurutnya, waria adalah bentuk ke-Maha Kuasaan Allah. “Saya khawatir yang mereka hujat itu kan adalah ciptaan dan kreativitas Allah. Kalau memang Allah tidak mampu menciptakan kaum seperti kami, kenapa kami ada? Kalau keberadaan kami diingkari, tentu itu salah satu hal yg mustahil bagi-Nya untuk tidak menciptakan manusia seperti kami,” paparnya.
Fenomena waria yang mulai berani menampakkan diri ini dianggap Direktur Pusat Dakwah Hidayatul Islam Jakarta Timur, Iman Santoso, sebagai bentuk kemungkaran yang harus dicegah. Menurutnya, perilaku waria saja sudah diharamkan dalam Islam apalagi dikonteskan. “Ini sudah jauh dari nilai-nilai Islam,” tegasnya.
Bahkan Iman Santoso juga memastikan bahwa terdapat kekuatan yang bermain dibalik munculnya fenomena waria ini. Ia menjelaskan, dalam Islam hanya ada dua golongan yaitu orang yang berpihak dalam kebenaran dan kebatilan. “Kalau kita merunut sejarah, dapat kita ketahui siapakah pembela kebatilan? Siapa lagi kalau bukan Yahudi, Zionis, Orientalis dan Nasrani. Namun yang lebih berbahaya adalah musuh dalam selimut yaitu orang Islam yang mau menjadi kaki tangan dan agen-agen mereka,” ujar Iman.
Iman juga menjelaskan, mengembalikan waria agar kembali kepada kodratnya bukan hanya tugas ulama, Depag dan para dai. “Tapi juga tugas setiap mukmin terutama anggota keluarganya untuk mengajak mereka kembali ke jalan Allah. Media Islam juga turut berperan untuk menghadang sepak terjang dan pemikiran mereka. Tugas kita sebagai umat Islam adalah berdakwah kepada mereka agar kembali ke jalan yang benar,” ajaknya.
Dalam hadits riwayat Ahmad yang dishahihkan Syekh Al Albani dan direkam oleh Abu Dawud, pada suatu saat Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengisahkan, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila kemaksiatan telah merajalela di kalangan umatku maka Allah meratakan azab kepada mereka semua dari sisi-Nya...’.” “Jadi, kontes dan legalitas waria bisa mengundang bencana bagi negeri ini,” tegas Iman.(Swaramuslim)
Waria itu devian dan mengundang azab Allah. Pemahaman inilah yang coba dipatahkan oleh kaum waria. Tak heran bila berbagai cara mereka lakukan. Kampanye waria ini tak lain ghazwul fikri yang bertujuan melemahkan sendi-sendi Islam.
Di Yogyakarta, kelompok waria melakukan aksi menuntut kesetaraan orientasi seksual dan identitas gender. Aksi yang dilakukan Aliansi Masyarakat Anti Kekerasan dan Diskriminasi ini, menolak segala tindak kekerasan dan bentuk diskriminasi maupun stigma yang berbasis orientasi seksual dan identitas gender pada Rabu (13/8).
Belasan orang yang menutup wajahnya dengan kain hitam itu berunjuk rasa di depan Gedung Agung (Istana Negara) Yogyakarta. Di leher mereka tergantung poster yang bertuliskan `homo seksual bukan kriminal`, `homo seksual bukan penyakit jiwa`, dan `homoseksual = HAM`. Mereka menuntut perlakuan sama dengan lainnya, seperti penerimaan bekerja di sektor formal.
Awalnya, massa pengunjuk rasa yang dikoordinasi Matius Indarto itu menyampaikan rasa duka cita bagi para korban pembunuhan yang dilakukan Verry Idham Henyansyah alias Ryan. Kemudian, kelompok massa yang terdiri dari Rumpun Cut Nyak Din, Serikat Mahasiswa Indonesia serta kelompok waria ini mendesak proses hukum menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan tidak merendahkan orientasi seksual dan identitas gender seseorang.
Upaya kaum waria agar bisa diterima di tengah masyarakat juga tidak sebatas aksi wacana dan massa. Menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-63, digelar aksi tanding voli antara kaum ibu dan waria di Samarinda. Untuk menarik perhatian, pawai bencong dan lomba-lomba dengan mengenakan pakaian wanita juga digelar. Padahal Islam melarang pria bergaya seperti perempuan. Lebih dari itu, akan mengundang laknat Allah ta’ala.
Bahkan di Polewali, Sulawesi Selatan digelar ajang putri-putrian versi waria Agustus ini. Menurut Sekjen Yayasan Putri Waria Indonesia, Shuniyya Ruhama Habiballah, acara Top Model Waria di Polewali ini merupakan turunan kegiatan dari Yayasan Putri Waria Indonesia. “Karena biasanya, apa pun kegiatannya kita serahkan pada daerah masing-masing. Peserta Putri Waria di daerah biasanya dikirimkan ke Kontes Putri Waria Indonesia tingkat nasional yang diadakan oleh Yayasan kami,” ujar Shuniyya kepada Sabili.
Shuniyya juga memaparkan, para waria di Indonesia Timur terbilang yang paling aktif. “Ini mengingat di kebudayaan Bugis kuno mereka sudah mengenal kaum bissu – penjaga arajang atau benda pusaka kerajaan Bone – yang mereka itu memang waria suci,” jelasnya.
Shuniyya juga mengakui, even putri-putrian yang kerap dilakukan kaum waria adalah salah satu bagian pencitraan agar kaum waria bisa diterima secara luas oleh masyarakat. “Ini semua karena ketidaktahuan masyarakat. Terkadang masyarakat sudah lebih dulu mempunyai image tidak bagus terhadap kita,” terangnya.
Laki-laki yang memutuskan total menjadi waria ketika memasuki bangku kuliah ini mendefinisikan waria sebagai sebuah fenomena seseorang yang jiwa dan raganya berbeda. Menurutnya, fenomena waria tidak hanya dipengaruhi faktor kejiwaan; tapi sampai terbawa ke hormonal, anatomi tubuh dan faktor genetika. “Jadi untuk waria, kita tidak bisa langsung mengatakan Allah melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan sebaliknya tanpa melihat latar belakang dan kejadian mengapa ia harus hidup sebagai waria,” ujarnya berargumen.
Shuniyya bersikukuh, kaum waria bukanlah laki-laki yang menyerupai perempuan. Menurutnya, waria adalah bentuk ke-Maha Kuasaan Allah. “Saya khawatir yang mereka hujat itu kan adalah ciptaan dan kreativitas Allah. Kalau memang Allah tidak mampu menciptakan kaum seperti kami, kenapa kami ada? Kalau keberadaan kami diingkari, tentu itu salah satu hal yg mustahil bagi-Nya untuk tidak menciptakan manusia seperti kami,” paparnya.
Fenomena waria yang mulai berani menampakkan diri ini dianggap Direktur Pusat Dakwah Hidayatul Islam Jakarta Timur, Iman Santoso, sebagai bentuk kemungkaran yang harus dicegah. Menurutnya, perilaku waria saja sudah diharamkan dalam Islam apalagi dikonteskan. “Ini sudah jauh dari nilai-nilai Islam,” tegasnya.
Bahkan Iman Santoso juga memastikan bahwa terdapat kekuatan yang bermain dibalik munculnya fenomena waria ini. Ia menjelaskan, dalam Islam hanya ada dua golongan yaitu orang yang berpihak dalam kebenaran dan kebatilan. “Kalau kita merunut sejarah, dapat kita ketahui siapakah pembela kebatilan? Siapa lagi kalau bukan Yahudi, Zionis, Orientalis dan Nasrani. Namun yang lebih berbahaya adalah musuh dalam selimut yaitu orang Islam yang mau menjadi kaki tangan dan agen-agen mereka,” ujar Iman.
Iman juga menjelaskan, mengembalikan waria agar kembali kepada kodratnya bukan hanya tugas ulama, Depag dan para dai. “Tapi juga tugas setiap mukmin terutama anggota keluarganya untuk mengajak mereka kembali ke jalan Allah. Media Islam juga turut berperan untuk menghadang sepak terjang dan pemikiran mereka. Tugas kita sebagai umat Islam adalah berdakwah kepada mereka agar kembali ke jalan yang benar,” ajaknya.
Dalam hadits riwayat Ahmad yang dishahihkan Syekh Al Albani dan direkam oleh Abu Dawud, pada suatu saat Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengisahkan, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila kemaksiatan telah merajalela di kalangan umatku maka Allah meratakan azab kepada mereka semua dari sisi-Nya...’.” “Jadi, kontes dan legalitas waria bisa mengundang bencana bagi negeri ini,” tegas Iman.(Swaramuslim)
Thursday, September 4, 2008
Milis Pembaca, Pers atau Bukan?
Apakah sebuah mailing list (milis) pembaca media tertentu bisa dikategorikan sebagai pers? Hal itu yang menjadi pertanyaan penyidik dalam kasus pencemaran nama baik di milis. Tepatnya, milis Forum Pembaca Kompas (FPK).
Moderator Milis Forum Pembaca Kompas, Agus Hamonangan pada Kamis (4/9/2008) diperiksa oleh Satuan Kriminal Khusus Cybercrime, Polda Metro Jaya. Agus diberi 12 pertanyaan terkait postingan artikel dari Narliswandi Piliang alias Iwan Piliang di milis FPK.
Salah satunya adalah apakah milis yang dia buat tersebut merupakan bagian dari pers atau bukan. "Saya diperiksa seputar tanggung jawab moderator dalam milis dan prosedur pengiriman e-mail," ujar Moderator Milis Forum Pembaca Kompas, Agus Hamonangan, saat ditemui di Jakarta, Kamis (04/09/08).
Agus, yang didampingi oleh kuasa hukumnya, Nurhidayat, juga menerangkan pemeriksaan terhadap dirinya sebagai saksi dikonfrontir seputar tanggung jawab konten serta milis tersebut bagian dari pers atau bukan. Agus menjelaskan bahwa tanggung jawab konten bukan tanggung jawabnya, namun hal tersebut merupakan tanggung jawab dari pengirim.
Agus juga membeberkan bahwa milis yang dibentuknya sejak Juni 2004 tidak ada kaitannya dengan pers sama sekali. Bahkan Agus sendiri, profesinya sehari-hari adalah sebagai wiraswasta.
"Ini murni forum untuk pembaca Kompas, siapapun boleh bersuara di sana, asal tidak menyinggung soal SARA," ujar pria berkaca mata itu.
Tulisan Iwan Piliang dalam milis pada 20 juni 2008 lalu menimbulkan gugatan dari Alvin Lie. Dalam tulisannya tersebut, Iwan menuliskan: PAN meminta uang sebesar Rp 2 Triliun kepada Adaro agar DPR tidak lakukan hak angket yang akan menghambat IPO Adaro. Bahkan Alvin Lie datang ke Kantor Adaro temui Teddy P Rahmat. Menurut Sumber, Alvin meminta uang sebesar Rp 6 Triliun, terakhir Rp 1 Miliar untuk dirinya.
Atas tulisan yang menuding dirinya tersebut, Alvin Lie pada 14 Juli 2008 lalu melaporkan Iwan Piliang ke Polda Metro Jaya. Anggota DPR Komisi VII, Fraksi PAN ini merasa tercemarkan nama baiknya. Iwan Piliang sendiri belum ditetapkan jadi tersangka. (Detikinet)
Moderator Milis Forum Pembaca Kompas, Agus Hamonangan pada Kamis (4/9/2008) diperiksa oleh Satuan Kriminal Khusus Cybercrime, Polda Metro Jaya. Agus diberi 12 pertanyaan terkait postingan artikel dari Narliswandi Piliang alias Iwan Piliang di milis FPK.
Salah satunya adalah apakah milis yang dia buat tersebut merupakan bagian dari pers atau bukan. "Saya diperiksa seputar tanggung jawab moderator dalam milis dan prosedur pengiriman e-mail," ujar Moderator Milis Forum Pembaca Kompas, Agus Hamonangan, saat ditemui di Jakarta, Kamis (04/09/08).
Agus, yang didampingi oleh kuasa hukumnya, Nurhidayat, juga menerangkan pemeriksaan terhadap dirinya sebagai saksi dikonfrontir seputar tanggung jawab konten serta milis tersebut bagian dari pers atau bukan. Agus menjelaskan bahwa tanggung jawab konten bukan tanggung jawabnya, namun hal tersebut merupakan tanggung jawab dari pengirim.
Agus juga membeberkan bahwa milis yang dibentuknya sejak Juni 2004 tidak ada kaitannya dengan pers sama sekali. Bahkan Agus sendiri, profesinya sehari-hari adalah sebagai wiraswasta.
"Ini murni forum untuk pembaca Kompas, siapapun boleh bersuara di sana, asal tidak menyinggung soal SARA," ujar pria berkaca mata itu.
Tulisan Iwan Piliang dalam milis pada 20 juni 2008 lalu menimbulkan gugatan dari Alvin Lie. Dalam tulisannya tersebut, Iwan menuliskan: PAN meminta uang sebesar Rp 2 Triliun kepada Adaro agar DPR tidak lakukan hak angket yang akan menghambat IPO Adaro. Bahkan Alvin Lie datang ke Kantor Adaro temui Teddy P Rahmat. Menurut Sumber, Alvin meminta uang sebesar Rp 6 Triliun, terakhir Rp 1 Miliar untuk dirinya.
Atas tulisan yang menuding dirinya tersebut, Alvin Lie pada 14 Juli 2008 lalu melaporkan Iwan Piliang ke Polda Metro Jaya. Anggota DPR Komisi VII, Fraksi PAN ini merasa tercemarkan nama baiknya. Iwan Piliang sendiri belum ditetapkan jadi tersangka. (Detikinet)
Wednesday, September 3, 2008
TV Berperan Menciptakan Generasi 'Banci' ?
Maraknya acara TV yang menayangkan sosok banci, sudah sampai taraf meresahkan. Hampir sebagian besar acara dengan rating tinggi biasanya menonjolkan sosok 'Banci' tentu saja hal ini benar-benar meresahkan karena dikhawatirkan akan mempengaruhi mental generasi muda dan menggambarkan seolah-olah 'prilaku banci' sebagai prilaku yang wajar dan 'trendy'.
Dikutip dari Eramuslim.com, Komisi Penyiaran Indonesia sendiri sudah mengingatkan semua stasiun televisi agar tidak menayangkan acara yang menampilkan sosok kebanci-bancian dengan lawakan yang cenderung berbau porno. Hal ini perlu dilakukan untuk menghormati umat Islam yang menjalankan ibadah Ramadhan. Sebelumnya imbauan itu juga telah disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Memprihatinkan memang, stasiun TV yang seharusnya menjadi media informasi dan hiburan yang mendidik kini malah lebih banyak mendatangkan efek negatif. Ini semua hanya dikarenakan untuk mengejar rating dan untuk kepentingan bisnis belaka hingga apapun dilakukan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Dikutip dari Eramuslim.com, Komisi Penyiaran Indonesia sendiri sudah mengingatkan semua stasiun televisi agar tidak menayangkan acara yang menampilkan sosok kebanci-bancian dengan lawakan yang cenderung berbau porno. Hal ini perlu dilakukan untuk menghormati umat Islam yang menjalankan ibadah Ramadhan. Sebelumnya imbauan itu juga telah disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Memprihatinkan memang, stasiun TV yang seharusnya menjadi media informasi dan hiburan yang mendidik kini malah lebih banyak mendatangkan efek negatif. Ini semua hanya dikarenakan untuk mengejar rating dan untuk kepentingan bisnis belaka hingga apapun dilakukan untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Wednesday, August 20, 2008
Ayo Jaga Anak-anak Kita Dari Bahaya TV
KPI Pusat menetapkan empat acara televisi yang dianggap paling bermasalah selama masa pemantauan periode III (14-29 Juni 2008). Ke empat acara tersebut yakni Bleach di Indosiar, sinetron Cerita SMA di RCTI, film kartun Detective Conan di Indosiar, serta film kartun Naruto yang juga ditayangkan Indosiar dan Global. Hal itu diungkapkan oleh anggota KPI Pusat yang juga koordinator pemantauan langsung, Yazirwan Uyun, di KPI Pusat(Eramuslim.com).
Saat ini semakin banyak tayangan TV yang tidak mendidik bahkan bisa dibilang membahayakan, mulai dari tayangan untuk dewasa sampai film kartun anak-anak.
Coba lihat adegan-adegan yang ada di film kartun legendaris Tom & Jerry dan Popaye, disana sarat dengan kekerasan yang tidak kalah sadisnya dengan adegan di tayangan 'gulat bebas' WWF yang sebelumnya sempat mengemuka karena ditiru oleh anak-anak dan telah mendatangkan korban.
Belum lagi tayangan sinetron yang saat ini banyak disiarkan oleh TV-TV swasta, seperti Cerita SMA dengan kisah yang tidak jelas (untuk segmen anak-anak atau untuk dewasa ?) dan benar-benar tidak mendidik.
Jalan cerita ditayangan sinetron bila kita amati hampir semuanya sama dan tidak sedikitpun ada kesan mendidik, coba anda amati dalam cerita sinetron biasanya si tokoh wanita biasanya 'lemah tak berdaya dan selalu beruraian air mata' sedangkan tokoh pria-nya biasanya 'bodoh dan tidak punya logika', benar-benar tidak mencerminkan sikap dan mental bangsa ini yang semestinya tayangan ini bisa mendidik masyarakat tapi nyatanya hanya menjual sensitifitas kesedihan dan kepapa-an hidup.
Yang lebih berbahaya lagi, adalah sinetron yang menyelipkan aura keislaman tapi lebih menonjolkan cerita mistik yang jauh dari ajaran Islam itu sendiri yang bila dibiarkan akan menimbulkan kesan Islam adalah agama mistis yang digunakan hanya untuk mengusir siluman dan sejenisnya.
Kita merindukan cerita sinetron drama semacam Cinta Fitri yang masih menonjolkan logika dan kehidupan nyata (bahwa disisi kelemahan wanita ada kekuatan untuk melawan kelemahannya dan si tokoh pria mampu mendidik si wanita untuk menjadi wanita yang 'kuat') atau kisah komedi Islam macam sinetron Para Pencari Tuhan yang dalam alur ceritanya memberikan pendidikan bagi pemirsanya tentang kehidupan Islami.(Rofa's Blogs)
Saat ini semakin banyak tayangan TV yang tidak mendidik bahkan bisa dibilang membahayakan, mulai dari tayangan untuk dewasa sampai film kartun anak-anak.
Coba lihat adegan-adegan yang ada di film kartun legendaris Tom & Jerry dan Popaye, disana sarat dengan kekerasan yang tidak kalah sadisnya dengan adegan di tayangan 'gulat bebas' WWF yang sebelumnya sempat mengemuka karena ditiru oleh anak-anak dan telah mendatangkan korban.
Belum lagi tayangan sinetron yang saat ini banyak disiarkan oleh TV-TV swasta, seperti Cerita SMA dengan kisah yang tidak jelas (untuk segmen anak-anak atau untuk dewasa ?) dan benar-benar tidak mendidik.
Jalan cerita ditayangan sinetron bila kita amati hampir semuanya sama dan tidak sedikitpun ada kesan mendidik, coba anda amati dalam cerita sinetron biasanya si tokoh wanita biasanya 'lemah tak berdaya dan selalu beruraian air mata' sedangkan tokoh pria-nya biasanya 'bodoh dan tidak punya logika', benar-benar tidak mencerminkan sikap dan mental bangsa ini yang semestinya tayangan ini bisa mendidik masyarakat tapi nyatanya hanya menjual sensitifitas kesedihan dan kepapa-an hidup.
Yang lebih berbahaya lagi, adalah sinetron yang menyelipkan aura keislaman tapi lebih menonjolkan cerita mistik yang jauh dari ajaran Islam itu sendiri yang bila dibiarkan akan menimbulkan kesan Islam adalah agama mistis yang digunakan hanya untuk mengusir siluman dan sejenisnya.
Kita merindukan cerita sinetron drama semacam Cinta Fitri yang masih menonjolkan logika dan kehidupan nyata (bahwa disisi kelemahan wanita ada kekuatan untuk melawan kelemahannya dan si tokoh pria mampu mendidik si wanita untuk menjadi wanita yang 'kuat') atau kisah komedi Islam macam sinetron Para Pencari Tuhan yang dalam alur ceritanya memberikan pendidikan bagi pemirsanya tentang kehidupan Islami.(Rofa's Blogs)
Friday, August 8, 2008
Templating Dengan Python CGI
Kemampuan Python sebagai bahasa pemrograman web tidak kalah dengan bahasa pemrograman web lainnya. Disini kita akan coba membuat program CGI dari Python untuk mencoba membuat sebuah template untuk merancang halaman web.
Untuk memulai, mungkin lebih baik kita coba dulu dengan program yang sederhana untuk menampilkan template yang kita buat, pertama kita buat lebih dahulu template yang akan kita gunakan untuk menampilkan halaman web yang akan kita tampilkan.
template.html :
<html>
<head>
<title>Python is Fun!</title>
</head>
<body>
<!-- *** CONTENT *** -->
</body>
</html>
Coba perhatikan baris yang mencantumkan komentar <!-- *** CONTENT *** -->, program kita akan mencari komentar ini dengan menggunakan fasilitas pencarian Python yang ada dalam modul RE ( regular expression ) dan akan diganti dengan konten yang sudah kita olah dengan Python.
Selanjutnya kita buat program utama yang akan digunakan untuk mengolah data dan menampilkan halaman web yang kita buat.
test.py :
import cgi
import re # untuk menggunakan modul regular expression
TemplateFile = "template.html"
# Fungsi yang akan digunakan untuk membuat tampilan
def Display(Content):
TemplateHandle = open(TemplateFile, "r") # buka file dalam mode read only
#membaca file sebagai string
TemplateInput = TemplateHandle.read()
TemplateHandle.close()
BadTemplateException = "There was a problem with the HTML template."
SubResult = re.subn("<!-- *** CONTENT *** -->",Content, TemplateInput)
if SubResult[1] == 0:
raise BadTemplateException
print "Content-Type: text/html\n\n"
print SubResult[0]
def DisplayTest():
ViewString="<h1>Ini Contoh Tampilan Template</h1>"
Display(ViewString) #panggil fungsi Display()
DisplayTest() # start program dengan memanggil fungsi DisplayTest
Variabel "BadTemplateException" di atas berisi pesan error yang akan ditampilkan bila string "<!-- *** CONTENT *** -->" tidak ditemukan dalam file template yang dibaca.
Pada baris yang menggunakan subn(), ini adalah salah satu metode dalam modul re yang berfungsi untuk mencari string "<!-- *** CONTENT *** -->" dan menggantinya dengan string hasil olahan program kita yang terdapat di variabel "Content".
Pada baris statement SubResult =re.subn() akan mengembalikan hasil dalam format type data tuple dan menghasilkan data dalam bentuk array dimana SubResult[0] berisi string hasil substitusi dan SubResult[1] berisi jumlah string yang disubstitusi, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai type data dan modul RE di Python silahkan baca dokumentasi python Anda.(Bacalah-Web)
Untuk memulai, mungkin lebih baik kita coba dulu dengan program yang sederhana untuk menampilkan template yang kita buat, pertama kita buat lebih dahulu template yang akan kita gunakan untuk menampilkan halaman web yang akan kita tampilkan.
template.html :
<html>
<head>
<title>Python is Fun!</title>
</head>
<body>
<!-- *** CONTENT *** -->
</body>
</html>
Coba perhatikan baris yang mencantumkan komentar <!-- *** CONTENT *** -->, program kita akan mencari komentar ini dengan menggunakan fasilitas pencarian Python yang ada dalam modul RE ( regular expression ) dan akan diganti dengan konten yang sudah kita olah dengan Python.
Selanjutnya kita buat program utama yang akan digunakan untuk mengolah data dan menampilkan halaman web yang kita buat.
test.py :
import cgi
import re # untuk menggunakan modul regular expression
TemplateFile = "template.html"
# Fungsi yang akan digunakan untuk membuat tampilan
def Display(Content):
TemplateHandle = open(TemplateFile, "r") # buka file dalam mode read only
#membaca file sebagai string
TemplateInput = TemplateHandle.read()
TemplateHandle.close()
BadTemplateException = "There was a problem with the HTML template."
SubResult = re.subn("<!-- *** CONTENT *** -->",Content, TemplateInput)
if SubResult[1] == 0:
raise BadTemplateException
print "Content-Type: text/html\n\n"
print SubResult[0]
def DisplayTest():
ViewString="<h1>Ini Contoh Tampilan Template</h1>"
Display(ViewString) #panggil fungsi Display()
DisplayTest() # start program dengan memanggil fungsi DisplayTest
Variabel "BadTemplateException" di atas berisi pesan error yang akan ditampilkan bila string "<!-- *** CONTENT *** -->" tidak ditemukan dalam file template yang dibaca.
Pada baris yang menggunakan subn(), ini adalah salah satu metode dalam modul re yang berfungsi untuk mencari string "<!-- *** CONTENT *** -->" dan menggantinya dengan string hasil olahan program kita yang terdapat di variabel "Content".
Pada baris statement SubResult =re.subn() akan mengembalikan hasil dalam format type data tuple dan menghasilkan data dalam bentuk array dimana SubResult[0] berisi string hasil substitusi dan SubResult[1] berisi jumlah string yang disubstitusi, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai type data dan modul RE di Python silahkan baca dokumentasi python Anda.(Bacalah-Web)
Monday, July 7, 2008
Obama Menang, Kemenangan Islam ?
Dalam pemilu, bila kita analogikan seperti memiliki tiga buah apel dan harus memilih satu diantara ketiganya, pilihan pertama apel sudah rusak karena dimakan kelelawar, pilihan kedua apel yang jatuh kemudian terinjak oleh sepatu kotor dan pilihan ketiga buah apel jatuh dari pohon dan jatuh diatas kotoran, apapun buruknya pilihan yang ada kita tetap harus memilih dengan memilih yang terbaik dari yang terburuk.
Sama halnya dengan pemilu presiden di amerika, meskipun tidak secara langsung mempengaruhi kehidupan politik di Indonesia dan tidak satu orangpun calon yang menguntungkan kepentingan Indonesia khususnya umat Islam, dengan terpilihnya Barack Obama sebagai calon presiden telah mendatangkan tanggapan yang antusias dari masyarakat kita.
Obama adalah orang kulit hitam pertama yang dipilih oleh rakyat amerika dan ini banyak membuka harapan amerika akan merubah dan memperbaiki perannya sebagai polisi dunia yang membela HAM dan Demokrasi yang selama ini hanya membela kepentingan kelompok dan negara tertentu saja.
Selain itu Obama juga diisukan 'beragama Islam dan dekat dengan komunitas muslim', meskipun saat kampanye Obama banyak membuat pernyataan yang menimbulkan kontroversi terutama yang berhubungan dengan Israel, tetap saja dengan terpilihnya Obama dianggap membawa angin segar bagi komunitas muslim dunia terutama Indonesia.
Apakah dengan terpilihnya Obama akan mendatangkan pengaruh positif dan menguntungkan masyarakat muslim Indonesia ? berikut ini tulisan yang dikutip dari eramuslim.com yang ditulis oleh Dedi Turmudi, Pemerhati pada Islamic Development Issues Vermont, USA.
Obama dan Umat Islam Indonesia
Apakah gerangan yang menyebabkan opini publik ditanah air begitu antusias terhadap Obama? Apakah posisi Obama akan menguntungkan Muslimin Indonesia?
Ada empat tesis di balik semua itu. Pertama dia adalah warga AS kulit hitam pertama yang akan menjadi president AS jika terpilih tahun 2009. Kedua Obama sangat menginginkan peran politik luar negeri AS lebih dikurangi. Ketiga Obama pernah tinggal di Indonesia pada usia 6-10 tahun. Dan keempat Obama lebih terkesan genius dan popular dari pada John McCain.
Apakah Obama Menguntungkan Ummat Islam?
Jawabannya tegantung. Semuanya tergantung kondisi di bawah ini. Jika anda warga negara Irak, maka anda boleh tersenyum karena tentara AS, yang sudah terlalu banyak yang menderita depresi dan sangat buruk kesannya, akan ditarik tahun 2009. Tetapi jika anda warga Negara Afghanistan, maka anda harus siap mengerahkan segenap tenaga untuk berhadapan dengan tentara AS, karena tentara dari Irak akan dipindahkan ke Afghanistan walaupun tidak semuanya. Hal ini didukung oleh Obama sebagai bukti dukungan atas perang melawan terorisme. Di Irak sendiri sekarang jumlah tentara AS akan ditingkatkan menjadi 150 ribu tentara menjelang pemilu semakin dekat.
Lalu apa keuntungan Obama untuk ummat Islam Indonesia?
Jawabanya sudah sangat jelas” Keluar dari Mulut Srigala, Masuk ke Mulut Buaya “. Dan secara ilmiah ada ada beberapa alasan yang mendukung tesis ini.
Pertama, siapapun yang menjadi presiden AS, tidak pernah akan bisa lepas dari “The Hidden Ruler” atau Lobby Yahudi yang sangat berpengaruh. Obama tidak akan populer jika Yahudi tidak bermain di belakangnya.Semua Media milik Yahudi ikut andil dalam mempopulerkan Obama. Sudah sangat jelas bagi Muslimin siapakah yang sesungguhnya menjadi trouble maker? Dalam hal Israel, Obama sudah sangat jelas keberpihakanya.
Kedua, Obama dibesarkan di Partai Demokrat. Demokrat sama dengan liberal yang beraliran menghalalkan apa saja yang selama ini ditentang oleh Muslimin. Misalnya; perkawinan gay, lesbi, dan antar agama.
Ketiga, Obama berakar pada keyakinan agama Kristen yang fanatik, walaupun belakangan ini dia selalu membantah atas afiliasi kefanatikannya karena publikasi media yang selalu menyudutkannya.
Keempat AS memiliki “invisible” agenda menjelang memudarnya kesan positif AS dimata dunia ketiga, yaitu bahwa AS sangat menghargai persamaan hak semua warganya apapun latar belakangnya atas dasar hak hak azasi manusia (HAM). Dalam hal ini AS ingin agar publik dunia menjadikannya pahlawan persamaan hak bagi warga dunia.
Persoalan ini selayaknyalah menjadikan kita selalu ingat dan belajar dari apa yang menimpa Nelson Mandela di Afrika Selatan. Apakah warga kulit hitam mendapat keuntungan, termasuk Muslimin? Jawabannya tidak. Karena yang diangkat hanyalah simbolnya saja yaitu dengan memenangkan Nelson menjadi pemimpin Afsel setelah mendapat hadiah nobel tahun 1993 dan menjadi presiden Afsel tahun 1994 -1999, dan sistim apartheidnya. Tetapi sistem lainnya masih lebih memihak pada “the ruling class”, yang menguasai segala lini, sedangkan kulit hitam tetap miskin di negerinya sendiri.
Sejalan dengan ini, juga telah terbukti bahwa dengan naiknya Condoleezza, kulit hitam tetap tidak terangkat, Apalagi Muslim Amerika.
Begitu pula dengan prediksi kemenangan Obama dan Keuntungannya bagi Muslimin Indonesia. Jika Obama menang, apa yang akan terjadi?Jika kalah apa kerugiannya? Jika Anda tidak mendukung Obama, apakah ini berarti bahwa anda harus mendukung atau cenderung pada John Mc Cain? Jawabannya akan tetap sama dan sudah sangat jelas“ keluar dari mulut serigala, masuk mulut buaya”. Bukankah segalanya masih serba mungkin?
Percayakah anda? Jika tidak maka bagi Anda Muslim silahkan membaca kembali ayat ayat dalam kitab suci, termasuk surah al-baqoroh (2) ayat 120 (Bacalah.web.id).
Sama halnya dengan pemilu presiden di amerika, meskipun tidak secara langsung mempengaruhi kehidupan politik di Indonesia dan tidak satu orangpun calon yang menguntungkan kepentingan Indonesia khususnya umat Islam, dengan terpilihnya Barack Obama sebagai calon presiden telah mendatangkan tanggapan yang antusias dari masyarakat kita.
Obama adalah orang kulit hitam pertama yang dipilih oleh rakyat amerika dan ini banyak membuka harapan amerika akan merubah dan memperbaiki perannya sebagai polisi dunia yang membela HAM dan Demokrasi yang selama ini hanya membela kepentingan kelompok dan negara tertentu saja.
Selain itu Obama juga diisukan 'beragama Islam dan dekat dengan komunitas muslim', meskipun saat kampanye Obama banyak membuat pernyataan yang menimbulkan kontroversi terutama yang berhubungan dengan Israel, tetap saja dengan terpilihnya Obama dianggap membawa angin segar bagi komunitas muslim dunia terutama Indonesia.
Apakah dengan terpilihnya Obama akan mendatangkan pengaruh positif dan menguntungkan masyarakat muslim Indonesia ? berikut ini tulisan yang dikutip dari eramuslim.com yang ditulis oleh Dedi Turmudi, Pemerhati pada Islamic Development Issues Vermont, USA.
Obama dan Umat Islam Indonesia
Apakah gerangan yang menyebabkan opini publik ditanah air begitu antusias terhadap Obama? Apakah posisi Obama akan menguntungkan Muslimin Indonesia?
Ada empat tesis di balik semua itu. Pertama dia adalah warga AS kulit hitam pertama yang akan menjadi president AS jika terpilih tahun 2009. Kedua Obama sangat menginginkan peran politik luar negeri AS lebih dikurangi. Ketiga Obama pernah tinggal di Indonesia pada usia 6-10 tahun. Dan keempat Obama lebih terkesan genius dan popular dari pada John McCain.
Apakah Obama Menguntungkan Ummat Islam?
Jawabannya tegantung. Semuanya tergantung kondisi di bawah ini. Jika anda warga negara Irak, maka anda boleh tersenyum karena tentara AS, yang sudah terlalu banyak yang menderita depresi dan sangat buruk kesannya, akan ditarik tahun 2009. Tetapi jika anda warga Negara Afghanistan, maka anda harus siap mengerahkan segenap tenaga untuk berhadapan dengan tentara AS, karena tentara dari Irak akan dipindahkan ke Afghanistan walaupun tidak semuanya. Hal ini didukung oleh Obama sebagai bukti dukungan atas perang melawan terorisme. Di Irak sendiri sekarang jumlah tentara AS akan ditingkatkan menjadi 150 ribu tentara menjelang pemilu semakin dekat.
Lalu apa keuntungan Obama untuk ummat Islam Indonesia?
Jawabanya sudah sangat jelas” Keluar dari Mulut Srigala, Masuk ke Mulut Buaya “. Dan secara ilmiah ada ada beberapa alasan yang mendukung tesis ini.
Pertama, siapapun yang menjadi presiden AS, tidak pernah akan bisa lepas dari “The Hidden Ruler” atau Lobby Yahudi yang sangat berpengaruh. Obama tidak akan populer jika Yahudi tidak bermain di belakangnya.Semua Media milik Yahudi ikut andil dalam mempopulerkan Obama. Sudah sangat jelas bagi Muslimin siapakah yang sesungguhnya menjadi trouble maker? Dalam hal Israel, Obama sudah sangat jelas keberpihakanya.
Kedua, Obama dibesarkan di Partai Demokrat. Demokrat sama dengan liberal yang beraliran menghalalkan apa saja yang selama ini ditentang oleh Muslimin. Misalnya; perkawinan gay, lesbi, dan antar agama.
Ketiga, Obama berakar pada keyakinan agama Kristen yang fanatik, walaupun belakangan ini dia selalu membantah atas afiliasi kefanatikannya karena publikasi media yang selalu menyudutkannya.
Keempat AS memiliki “invisible” agenda menjelang memudarnya kesan positif AS dimata dunia ketiga, yaitu bahwa AS sangat menghargai persamaan hak semua warganya apapun latar belakangnya atas dasar hak hak azasi manusia (HAM). Dalam hal ini AS ingin agar publik dunia menjadikannya pahlawan persamaan hak bagi warga dunia.
Persoalan ini selayaknyalah menjadikan kita selalu ingat dan belajar dari apa yang menimpa Nelson Mandela di Afrika Selatan. Apakah warga kulit hitam mendapat keuntungan, termasuk Muslimin? Jawabannya tidak. Karena yang diangkat hanyalah simbolnya saja yaitu dengan memenangkan Nelson menjadi pemimpin Afsel setelah mendapat hadiah nobel tahun 1993 dan menjadi presiden Afsel tahun 1994 -1999, dan sistim apartheidnya. Tetapi sistem lainnya masih lebih memihak pada “the ruling class”, yang menguasai segala lini, sedangkan kulit hitam tetap miskin di negerinya sendiri.
Sejalan dengan ini, juga telah terbukti bahwa dengan naiknya Condoleezza, kulit hitam tetap tidak terangkat, Apalagi Muslim Amerika.
Begitu pula dengan prediksi kemenangan Obama dan Keuntungannya bagi Muslimin Indonesia. Jika Obama menang, apa yang akan terjadi?Jika kalah apa kerugiannya? Jika Anda tidak mendukung Obama, apakah ini berarti bahwa anda harus mendukung atau cenderung pada John Mc Cain? Jawabannya akan tetap sama dan sudah sangat jelas“ keluar dari mulut serigala, masuk mulut buaya”. Bukankah segalanya masih serba mungkin?
Percayakah anda? Jika tidak maka bagi Anda Muslim silahkan membaca kembali ayat ayat dalam kitab suci, termasuk surah al-baqoroh (2) ayat 120 (Bacalah.web.id).
Friday, June 27, 2008
Seperempat Penduduk Bumi akan Online di 2012
Penggunaan internet semakin lama semakin meluas, bahkan bagi negara-negara yang tidak masuk dalam kategori maju. Dalam empat tahun mendatang jumlah manusia yang akan online diprediksi akan mencapai seperempat penduduk dunia.
Dikutip dari Detikinet Peneliti dari Jupiter Research memprediksikan pengguna internet akan mencapai sekitar 1,8 miliar juta jiwa pada 2012 nanti. Artinya setara dengan 25 persen jumlah penduduk dunia pada saat itu.
Jupiter memperkirakan pertumbuhan paling tinggi akan berasal dari negara-negara yang memiliki jumlah penduduk banyak, seperti China, Rusia, India dan Brasil. Seluruhnya, diprediksi akan memiliki pertumbuhan pengguna sebesar 44 persen selama kurun waktu 2007 - 2012.
Meski demikian, menurut direktur penelitian Jupiter Vikram Sehgal, negara-negara berkembang juga punya potensi yang menjanjikan dalam penyebaran teknologi ini. Sebab penetrasi pengguna internet di negara berkembang tak kalah ketimbang negara maju.
Bahkan para analis kompak menyebut asia sebagai wilayah yang punya potensi paling besar dalam menggenjot jumlah pengguna internet dunia.
"Asia tidak hanya akan menjadi wilayah yang memiliki pertumbuhan pengguna internet yang paling tinggi di dunia, tetapi juga menjadi sumber pengguna internet terbesar," tandas Presiden Jupiter Research, David Schatsky.
Dikutip dari Detikinet Peneliti dari Jupiter Research memprediksikan pengguna internet akan mencapai sekitar 1,8 miliar juta jiwa pada 2012 nanti. Artinya setara dengan 25 persen jumlah penduduk dunia pada saat itu.
Jupiter memperkirakan pertumbuhan paling tinggi akan berasal dari negara-negara yang memiliki jumlah penduduk banyak, seperti China, Rusia, India dan Brasil. Seluruhnya, diprediksi akan memiliki pertumbuhan pengguna sebesar 44 persen selama kurun waktu 2007 - 2012.
Meski demikian, menurut direktur penelitian Jupiter Vikram Sehgal, negara-negara berkembang juga punya potensi yang menjanjikan dalam penyebaran teknologi ini. Sebab penetrasi pengguna internet di negara berkembang tak kalah ketimbang negara maju.
Bahkan para analis kompak menyebut asia sebagai wilayah yang punya potensi paling besar dalam menggenjot jumlah pengguna internet dunia.
"Asia tidak hanya akan menjadi wilayah yang memiliki pertumbuhan pengguna internet yang paling tinggi di dunia, tetapi juga menjadi sumber pengguna internet terbesar," tandas Presiden Jupiter Research, David Schatsky.
Monday, June 23, 2008
Pantaskah Tanggal 22 Juni Dianggap Sebagai Hari Kelahiran Jakarta ?
Seperti yang kita tau, banyak sekali sejarah negeri ini yang telah diputarbalikan oleh segelintir kelompok hanya untuk memuaskan kepentingan kelompoknya sendiri, salah satu contohnya adalah momen hari kebangkitan nasional, dimana sebagian kalangan Islam dengan mengungkapkan fakta berusaha untuk meluruskan hal tersebut.
Kini menyambut kelahiran kota Jakarta, kita juga wajib mempertanyakan keabsahan dari tanggal 22 Juni sebagai hari kelahiran Jakarta dan juga harus mempertanyakan peran Fatahillah yang katanya berjasa besar dengan proses kelahiran Jakarta dan Dakwah Islam di Jakarta.
Dikutip dari eramuslim.com, Sejarawan Betawi Drs. Ridwan Saidi menolak keras anggapan ini. “Banyak orang menganggap Fatahillah melakukan dakwah Islam di Jakarta. Ini tidak beralasan dan tidak benar sama sekali. Sebelum Fatahillah datang, sudah ada 3.000 orang Betawi yang Muslim. Bahkan ketika Fatahilah datang menyerbu kota ini, dia bersama pasukannya itu membumi-hanguskan kampung-kampung Muslim Betawi. Ada sekitar 3.000 rumah Muslim Betawi yang dihanguskan.”
“Bagi Muslim Betawi, Fatahillah itu penjahat. Dan tidak benar jika Fatahillah ke Jakara ini dalam rangka dakwah Islam. Ini harus dikoreksi. Saya telah meneliti sekian lama dan tidak pernah sedikit pun menemui sisa-sisa dakwah Fatahillah di kota ini. Sampai sekarang ini rumah orang-orang Betawi biasanya memajang poster Syekh Abdul Qadir al-Jilani atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Abdul Qadir Jaelani, juga poster Buroq, dan tidak pernah ada rumah orang Betawi memajang poster Fatahillah atau sesuatu yang berbua Cirebon atau Demak. Tradisi Islam yang ada di orang Betawi pun khas, sama sekali tidak ada bau-bau Islamnya Cirebon. Saya berani berdebat dengan siapa saja soal ini!” tegas Ridwan saat mengisi diskusi publik bertema “Meluruskan Sejarah Islam di Indonesia” di IKIP Muhamadiyah Jakarta (28/5).
“Jadi, Fatahillah bukanlah pahlawan umat Islam Indonesia. Dia lebih tepat disebut sebagai pahlawan Muslimnya Cirebon, bukan Muslim Jakarta. Kedatangan Fatahillah berikut pasukannya dari Cirebon pada tahun 1527 semata-mata untuk merebut pelabuhan Kalapa. Ia lalu membangun istana yang dikelilingi tembok tinggi di tepi barat Kali Besar. Orang-orang Betawi yang sudah Muslim saat itu, yang rumahnya berdiri di dekat istananya, diusir dan dibumi hanguskan. Omong kosong besar Fatahillah berdakwah. Jejak dakwahnya sama sekali tidak ada di ranah Betawi, ” lanjut Ridwan.
Ribuan unit rumah Muslim Betawi yang dibakar Fatahillah itu berada di Mandi Racan, Pasar Ikan (lihat De Quoto, 1532).
Sebab itu, Ridwan sangat sedih jika tiap tanggal 22 Juni, pemerintah merayakannya sebagai Hari Lahir Kota Jakarta. “Itu adalah hari pembumi-hangusan ribuan rumah Muslim Betawi. Juga hari terbunuhnya Syahbandar Wak Item yang juga seorang Muslim Betawi, ” ujar Ridwan.
Lantas siapa yang mengIslamkan Jakarta? Menurut penelitian Ridwan, sejak awal abad masehi, sebelum Islam lahir di Jazirah Arab, para pedagang Arab telah melakukan perdagangan di Jakarta sehingga sebelum Islam datang di tanah ini. Ini berarti orang Betawi asli sudah mengenal istilah-istilah Arab sebelum Hindu dan Budha hadir di Jawa. Kerajaan Tarumanegara saja bari berdiri di abad ke V Masehi atau sekiar tahun 400-an Masehi.
“Kata-kata seperti alim, kramat, adat, kubur, dan sebagainya sudah dikenal di Jakarta sebelum Islam lahir di Jazirah Arab, ” tegasnya.
Salah satu buktinya adalah prasasti Batu Jaya di Bekasi, sebelah timur pantai Pakis Jaya yang berumur lebih tua ketimbang situs Tarumanegara. “Di batu-batu itu terdapat ragam hias yang tidak ada sama sekali nuansa India, apalagi Cina. Saya amat terkejut ketika mendapati ragam hias ornamen di Batu Jaya itu lebih mirip ornamen Arab. Ini salah satu bukti saja, masih banyak yang lain, ” ujar Ridwan.
Beberapa sumber yang layak untuk ditelusuri lebih jauh adalah kitab Agryppa dari Claudius Ptelomius, lalu naskah Wangsakerta yang menyebut adanya Krajan (bukan kerajaan) bernama Salakanagara, Aki Tirem, dan sebagainya. “Ini temuan saya dan saya siap berdebat soal Fatahillah ini dengan siapa saja, ” tegas Ridwan.(Rofa's Blog)
Kini menyambut kelahiran kota Jakarta, kita juga wajib mempertanyakan keabsahan dari tanggal 22 Juni sebagai hari kelahiran Jakarta dan juga harus mempertanyakan peran Fatahillah yang katanya berjasa besar dengan proses kelahiran Jakarta dan Dakwah Islam di Jakarta.
Dikutip dari eramuslim.com, Sejarawan Betawi Drs. Ridwan Saidi menolak keras anggapan ini. “Banyak orang menganggap Fatahillah melakukan dakwah Islam di Jakarta. Ini tidak beralasan dan tidak benar sama sekali. Sebelum Fatahillah datang, sudah ada 3.000 orang Betawi yang Muslim. Bahkan ketika Fatahilah datang menyerbu kota ini, dia bersama pasukannya itu membumi-hanguskan kampung-kampung Muslim Betawi. Ada sekitar 3.000 rumah Muslim Betawi yang dihanguskan.”
“Bagi Muslim Betawi, Fatahillah itu penjahat. Dan tidak benar jika Fatahillah ke Jakara ini dalam rangka dakwah Islam. Ini harus dikoreksi. Saya telah meneliti sekian lama dan tidak pernah sedikit pun menemui sisa-sisa dakwah Fatahillah di kota ini. Sampai sekarang ini rumah orang-orang Betawi biasanya memajang poster Syekh Abdul Qadir al-Jilani atau yang lebih dikenal dengan sebutan Syekh Abdul Qadir Jaelani, juga poster Buroq, dan tidak pernah ada rumah orang Betawi memajang poster Fatahillah atau sesuatu yang berbua Cirebon atau Demak. Tradisi Islam yang ada di orang Betawi pun khas, sama sekali tidak ada bau-bau Islamnya Cirebon. Saya berani berdebat dengan siapa saja soal ini!” tegas Ridwan saat mengisi diskusi publik bertema “Meluruskan Sejarah Islam di Indonesia” di IKIP Muhamadiyah Jakarta (28/5).
“Jadi, Fatahillah bukanlah pahlawan umat Islam Indonesia. Dia lebih tepat disebut sebagai pahlawan Muslimnya Cirebon, bukan Muslim Jakarta. Kedatangan Fatahillah berikut pasukannya dari Cirebon pada tahun 1527 semata-mata untuk merebut pelabuhan Kalapa. Ia lalu membangun istana yang dikelilingi tembok tinggi di tepi barat Kali Besar. Orang-orang Betawi yang sudah Muslim saat itu, yang rumahnya berdiri di dekat istananya, diusir dan dibumi hanguskan. Omong kosong besar Fatahillah berdakwah. Jejak dakwahnya sama sekali tidak ada di ranah Betawi, ” lanjut Ridwan.
Ribuan unit rumah Muslim Betawi yang dibakar Fatahillah itu berada di Mandi Racan, Pasar Ikan (lihat De Quoto, 1532).
Sebab itu, Ridwan sangat sedih jika tiap tanggal 22 Juni, pemerintah merayakannya sebagai Hari Lahir Kota Jakarta. “Itu adalah hari pembumi-hangusan ribuan rumah Muslim Betawi. Juga hari terbunuhnya Syahbandar Wak Item yang juga seorang Muslim Betawi, ” ujar Ridwan.
Lantas siapa yang mengIslamkan Jakarta? Menurut penelitian Ridwan, sejak awal abad masehi, sebelum Islam lahir di Jazirah Arab, para pedagang Arab telah melakukan perdagangan di Jakarta sehingga sebelum Islam datang di tanah ini. Ini berarti orang Betawi asli sudah mengenal istilah-istilah Arab sebelum Hindu dan Budha hadir di Jawa. Kerajaan Tarumanegara saja bari berdiri di abad ke V Masehi atau sekiar tahun 400-an Masehi.
“Kata-kata seperti alim, kramat, adat, kubur, dan sebagainya sudah dikenal di Jakarta sebelum Islam lahir di Jazirah Arab, ” tegasnya.
Salah satu buktinya adalah prasasti Batu Jaya di Bekasi, sebelah timur pantai Pakis Jaya yang berumur lebih tua ketimbang situs Tarumanegara. “Di batu-batu itu terdapat ragam hias yang tidak ada sama sekali nuansa India, apalagi Cina. Saya amat terkejut ketika mendapati ragam hias ornamen di Batu Jaya itu lebih mirip ornamen Arab. Ini salah satu bukti saja, masih banyak yang lain, ” ujar Ridwan.
Beberapa sumber yang layak untuk ditelusuri lebih jauh adalah kitab Agryppa dari Claudius Ptelomius, lalu naskah Wangsakerta yang menyebut adanya Krajan (bukan kerajaan) bernama Salakanagara, Aki Tirem, dan sebagainya. “Ini temuan saya dan saya siap berdebat soal Fatahillah ini dengan siapa saja, ” tegas Ridwan.(Rofa's Blog)
Monday, June 16, 2008
Indonesia Dikungkung Konspirasi Internasional ?
Pengaruh asing atau mungkin istilah keren-nya "konspirasi" asing sebenarnya selama ini yang telah banyak mempengaruhi negeri kita. Coba tengok mulai dari kejatuhan pemerintahan Orde Lama masa kepemimpinan Soekarno hingga Soeharto naik menjadi presiden RI yang ke-2 disinyalir atas peran agen rahasia Amerika (CIA) bahkan saat kejatuhan Soeharto pun disinyalir juga ada permainan asing yang memberikan dana untuk pengerahan massa besar-besaran saat demonstrasi menjatuhkan penguasa Orde Baru.
Konspirasi asing sudah demikian menggurita dalam kehidupan bernegara dinegeri kita, mulai dari politik, ekonomi, sosial-budaya bahkan agama. Dalam politik tangan-tangan negara-negara asing cukup mempengaruhi para petinggi kita dalam mengambil sikap dan kebijakan politiknya, bahkan ada sebagian pihak yang menganggap pemerintahan yang dipimpin SBY dinilai sangat lamban dan terlalu berhati-hati dalam mengambil kebijakan politik (mungkin takut dijatuhkan seperti presiden-presiden sebelumnya).
Dalam bidang sosial-budaya dan agama, seperti masih terkatung-katungnya RUU pornografi yang disinyalir ada konspirasi yang bermotif ekonomi bahkan penghancuran budaya (Kammi.or.id) dan baru-baru ini penerbitan SKB Ahmadiyah yang sempat ditarik ulur pemerintah hingga sempat terjadi peristiwa bentrokan yang terjadi di Monas juga diduga merupakan salah satu konspirasi internasional di Indonesia untuk memecah belah umat Islam lewat isu kekerasan dan terorisme(eramuslim)
Dibidang ekonomi lebih miris lagi, negeri kita yang kaya sumber alam dan sebagai salah satu negara penghasil minyak ternyata harus tertatih-tatih selalu mengikuti harga minyak internasional (entah kemana minyak dan hasil bumi kita ???) dan ada dugaan ada tangan asing yang berperan dalam kenaikan harga BBM baru-baru ini (eramuslim.com).
Menghadapi hal ini, rakyat selalu dipaksa untuk sabar dan menunggu sosok pemimpin yang tidak hanya sekedar pintar tapi juga harus memiliki keberanian bersikap dan bertindak dengan didasari hati nurani dan norma agama.(Rofa's Blog)
Konspirasi asing sudah demikian menggurita dalam kehidupan bernegara dinegeri kita, mulai dari politik, ekonomi, sosial-budaya bahkan agama. Dalam politik tangan-tangan negara-negara asing cukup mempengaruhi para petinggi kita dalam mengambil sikap dan kebijakan politiknya, bahkan ada sebagian pihak yang menganggap pemerintahan yang dipimpin SBY dinilai sangat lamban dan terlalu berhati-hati dalam mengambil kebijakan politik (mungkin takut dijatuhkan seperti presiden-presiden sebelumnya).
Dalam bidang sosial-budaya dan agama, seperti masih terkatung-katungnya RUU pornografi yang disinyalir ada konspirasi yang bermotif ekonomi bahkan penghancuran budaya (Kammi.or.id) dan baru-baru ini penerbitan SKB Ahmadiyah yang sempat ditarik ulur pemerintah hingga sempat terjadi peristiwa bentrokan yang terjadi di Monas juga diduga merupakan salah satu konspirasi internasional di Indonesia untuk memecah belah umat Islam lewat isu kekerasan dan terorisme(eramuslim)
Dibidang ekonomi lebih miris lagi, negeri kita yang kaya sumber alam dan sebagai salah satu negara penghasil minyak ternyata harus tertatih-tatih selalu mengikuti harga minyak internasional (entah kemana minyak dan hasil bumi kita ???) dan ada dugaan ada tangan asing yang berperan dalam kenaikan harga BBM baru-baru ini (eramuslim.com).
Menghadapi hal ini, rakyat selalu dipaksa untuk sabar dan menunggu sosok pemimpin yang tidak hanya sekedar pintar tapi juga harus memiliki keberanian bersikap dan bertindak dengan didasari hati nurani dan norma agama.(Rofa's Blog)
Wednesday, June 11, 2008
Jaringan AKK-BB
AKK-BB terdiri dari banyak organisasi, lembaga swadaya masyarakat, dan juga kelompok-kelompok “keagamaan”, termasuk kelompok sesat Ahmadiyah. Mereka yang tergabung dalam AKKBB adalah:
* Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP)
* National Integration Movement (IIM)
* The Wahid Institute
* Kontras
* LBH Jakarta
* Jaingan Islam Kampus (JIK)
* Jaringan Islam Liberal (JIL)
* Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF)
* Generasi Muda Antar Iman (GMAI)
* Institut Dian/Interfidei
* Masyarakat Dialog Antar Agama
* Komunitas Jatimulya
* eLSAM
* Lakpesdam NU
* YLBHI
* Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika
* Lembaga Kajian Agama dan Jender
* Pusaka Padang
* Yayasan Tunas Muda Indonesia
* Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
* Crisis Center GKI
* Persekutuan Gereja-gereeja Indonesia (PGI)
* Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci)
* Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)
* Gerakan Ahmadiyah Indonesia
* Tim Pembela Kebebasan Beragama
* El Ai Em Ambon
* Fatayat NU
* Yayasan Ahimsa (YA) Jakarta
* Gedong Gandhi Ashram (GGA) Bali
* Koalisi Perempuan Indonesia
* Dinamika Edukasi Dasar (DED) Yogya
* Forum Persaudaraan antar Umat Beriman Yogyakarta
* Forum Suara Hati Kebersamaan Bangsa (FSHKB) Solo
* SHEEP Yogyakarta Indonesia
* Forum Lintas Agama Jawa Timur Surabaya
* Lembaga Kajian Agama dan Sosial Surabaya
* LSM Adriani Poso
* PRKP Poso
* Komunitas Gereja Damai
* Komunitas Gereja Sukapura
* GAKTANA
* Wahana Kebangsaan
* Yayasan Tifa
* Komunitas Penghayat
* Forum Mahasiswa Syariahse-Indonesia NTB
* Relawan untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (REDHAM) Lombok
* Forum Komunikasi Lintas Agama Gorontalo
* Crisis Center SAG Manado
* LK3 Banjarmasin
* Forum Dialog Antar Kita (FORLOG-Antar Kita) Sulsel Makassar
* Jaringan Antar Iman se-Sulawesi
* Forum Dialog Kalimantan Selatan (FORLOG Kalsel) Banjarmasin
* PERCIK Salatiga
* Sumatera Cultural Institut Medan
* Muslim Institut Medan
* PUSHAM UII Yogyakarta
* Swabine Yasmine Flores-Ende
* Komunitas Peradaban Aceh
* Yayasan Jurnal Perempuan
* AJI Damai Yogyakarta
* Ashram Gandhi Puri Bali
* Gerakan Nurani Ibu
* Rumah Indonesia
Menurut data yang ada, AKKBB merupakan aliansi cair dari 64 organisasi, kelompok, dan lembaga swadaya masyarakat. Banyak, memang. Tapi kebanyakan merupakan organisasi ‘ladang tadah hujan’ yang bersifat insidental dan aktivitasnya tergantung ada ‘curah hujan’ atau tidak. Maksudnya, kelompok atau organisasi yang hanya dimaksudkan untuk menampung donasi dari sponsor asing, dan hanya bergerak jika ada dana keras yang tersedia.
Namun ada beberapa yang memang memiliki ideologi yang jelas dan bergerak di akar rumput. Walau demikian, yang terkenal hanya ada beberapa dan inilah yang menjadi motor penggerak utama dari aliansi besar ini.
Keseluruhan organisasi dan kelompok ini sebenarnya bisa disatukan dalam satu kata, yakni: Amerika. Kita tentu paham, Amerika adalah gudang dari isme-isme yang “aneh-aneh” seperti gerakan liberal, gerakan feminisme, HAM, Demokrasi, dan sebagainya. Ini tentu dalam tataran ide atau Das Sollen kata orang Jerman.
Namun dalam tataran faktual, yang terjadi di lapangan ternyata sebaliknya. Kalangan intelektual dunia paham bahwa negara yang paling anti demokrasi di dunia adalah Amerika, negara yang paling banyak melanggar HAM adalah Amerika, negara yang merestui pasangan gay dan lesbian menikah (di gereja pula!) atas nama liberalisme adalah Amerika, dan sebagainya. Dan kita tentu juga paham, ada satu istilah yang bisa menghimpun semua kebobrokkan Amerika sekarang ini: ZIONISME.
Bukan kebetulan jika banyak tokoh-tokoh AKKBB merupakan orang-orang yang merelakan dirinya menjadi pelayan kepentingan Zionisme Internasional. Sebut saja Abdurrahman Wahid, ikon Ghoyim Zionis Indonesia. Lalu ada Ulil Abshar Abdala dan kawan-kawannya di JIL, lalu Goenawan Muhammad yang pada tahun 2006 menerima penghargaan Dan David Prize dan uang kontan senilai US$ 250, 000 di Tel Aviv (source: indolink.com), dan sejenisnya. Tidak terhitung berapa banyak anggota AKKBB yang telah mengunjungi Israel sambil menghujat gerakan Islam Indonesia di depan orang-orang Ziuonis Yahudi di sana.
Mereka ini memang bergerak dengan mengusung wacana demokrasi, HAM, anti kekerasan, pluralitas, keberagaman, dan sebagainya. Sesuatu yang absurd sesungguhnya karena donatur utama mereka, Amerika, terang-terangan menginjak-injak prinsip-prinsip ini di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Irak, Afghanistan, dan sebagainya.
Jelas, bukan sesuatu yang aneh jika kelompok seperti ini membela Ahmadiyah. Karena Ahmadiyah memang bagian dari mereka, bagian dari upaya pengrusakkan dan penghancuran agama Allah di muka bumi ini.
Bagi yang ingin mengetahui ideologi aliansi ini maka silakan mengklik situs-situs kelompok mereka seperti libforall.com, Islamlib.com. dan lainnya.
Walau demikian, tidak semua simpatisan maupun anggota AKKBB yang sebenarnya menyadari 'The Hidden Agenda' di balik AKKBB, karena agenda besar ini hanya diketahui oleh pucuk-pucuk pimpinan aliansi ini, sedangkan simpatisan maupun anggota di tingkat akar rumput kebanyakan hanya terikat secara emosionil kepada pimpinannya dan tidak berdasarkan pemahaman dan ilmu yang cukup.(eramuslim.com)
* Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP)
* National Integration Movement (IIM)
* The Wahid Institute
* Kontras
* LBH Jakarta
* Jaingan Islam Kampus (JIK)
* Jaringan Islam Liberal (JIL)
* Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF)
* Generasi Muda Antar Iman (GMAI)
* Institut Dian/Interfidei
* Masyarakat Dialog Antar Agama
* Komunitas Jatimulya
* eLSAM
* Lakpesdam NU
* YLBHI
* Aliansi Nasional Bhineka Tunggal Ika
* Lembaga Kajian Agama dan Jender
* Pusaka Padang
* Yayasan Tunas Muda Indonesia
* Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
* Crisis Center GKI
* Persekutuan Gereja-gereeja Indonesia (PGI)
* Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci)
* Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)
* Gerakan Ahmadiyah Indonesia
* Tim Pembela Kebebasan Beragama
* El Ai Em Ambon
* Fatayat NU
* Yayasan Ahimsa (YA) Jakarta
* Gedong Gandhi Ashram (GGA) Bali
* Koalisi Perempuan Indonesia
* Dinamika Edukasi Dasar (DED) Yogya
* Forum Persaudaraan antar Umat Beriman Yogyakarta
* Forum Suara Hati Kebersamaan Bangsa (FSHKB) Solo
* SHEEP Yogyakarta Indonesia
* Forum Lintas Agama Jawa Timur Surabaya
* Lembaga Kajian Agama dan Sosial Surabaya
* LSM Adriani Poso
* PRKP Poso
* Komunitas Gereja Damai
* Komunitas Gereja Sukapura
* GAKTANA
* Wahana Kebangsaan
* Yayasan Tifa
* Komunitas Penghayat
* Forum Mahasiswa Syariahse-Indonesia NTB
* Relawan untuk Demokrasi dan Hak Asasi Manusia (REDHAM) Lombok
* Forum Komunikasi Lintas Agama Gorontalo
* Crisis Center SAG Manado
* LK3 Banjarmasin
* Forum Dialog Antar Kita (FORLOG-Antar Kita) Sulsel Makassar
* Jaringan Antar Iman se-Sulawesi
* Forum Dialog Kalimantan Selatan (FORLOG Kalsel) Banjarmasin
* PERCIK Salatiga
* Sumatera Cultural Institut Medan
* Muslim Institut Medan
* PUSHAM UII Yogyakarta
* Swabine Yasmine Flores-Ende
* Komunitas Peradaban Aceh
* Yayasan Jurnal Perempuan
* AJI Damai Yogyakarta
* Ashram Gandhi Puri Bali
* Gerakan Nurani Ibu
* Rumah Indonesia
Menurut data yang ada, AKKBB merupakan aliansi cair dari 64 organisasi, kelompok, dan lembaga swadaya masyarakat. Banyak, memang. Tapi kebanyakan merupakan organisasi ‘ladang tadah hujan’ yang bersifat insidental dan aktivitasnya tergantung ada ‘curah hujan’ atau tidak. Maksudnya, kelompok atau organisasi yang hanya dimaksudkan untuk menampung donasi dari sponsor asing, dan hanya bergerak jika ada dana keras yang tersedia.
Namun ada beberapa yang memang memiliki ideologi yang jelas dan bergerak di akar rumput. Walau demikian, yang terkenal hanya ada beberapa dan inilah yang menjadi motor penggerak utama dari aliansi besar ini.
Keseluruhan organisasi dan kelompok ini sebenarnya bisa disatukan dalam satu kata, yakni: Amerika. Kita tentu paham, Amerika adalah gudang dari isme-isme yang “aneh-aneh” seperti gerakan liberal, gerakan feminisme, HAM, Demokrasi, dan sebagainya. Ini tentu dalam tataran ide atau Das Sollen kata orang Jerman.
Namun dalam tataran faktual, yang terjadi di lapangan ternyata sebaliknya. Kalangan intelektual dunia paham bahwa negara yang paling anti demokrasi di dunia adalah Amerika, negara yang paling banyak melanggar HAM adalah Amerika, negara yang merestui pasangan gay dan lesbian menikah (di gereja pula!) atas nama liberalisme adalah Amerika, dan sebagainya. Dan kita tentu juga paham, ada satu istilah yang bisa menghimpun semua kebobrokkan Amerika sekarang ini: ZIONISME.
Bukan kebetulan jika banyak tokoh-tokoh AKKBB merupakan orang-orang yang merelakan dirinya menjadi pelayan kepentingan Zionisme Internasional. Sebut saja Abdurrahman Wahid, ikon Ghoyim Zionis Indonesia. Lalu ada Ulil Abshar Abdala dan kawan-kawannya di JIL, lalu Goenawan Muhammad yang pada tahun 2006 menerima penghargaan Dan David Prize dan uang kontan senilai US$ 250, 000 di Tel Aviv (source: indolink.com), dan sejenisnya. Tidak terhitung berapa banyak anggota AKKBB yang telah mengunjungi Israel sambil menghujat gerakan Islam Indonesia di depan orang-orang Ziuonis Yahudi di sana.
Mereka ini memang bergerak dengan mengusung wacana demokrasi, HAM, anti kekerasan, pluralitas, keberagaman, dan sebagainya. Sesuatu yang absurd sesungguhnya karena donatur utama mereka, Amerika, terang-terangan menginjak-injak prinsip-prinsip ini di berbagai belahan dunia seperti di Palestina, Irak, Afghanistan, dan sebagainya.
Jelas, bukan sesuatu yang aneh jika kelompok seperti ini membela Ahmadiyah. Karena Ahmadiyah memang bagian dari mereka, bagian dari upaya pengrusakkan dan penghancuran agama Allah di muka bumi ini.
Bagi yang ingin mengetahui ideologi aliansi ini maka silakan mengklik situs-situs kelompok mereka seperti libforall.com, Islamlib.com. dan lainnya.
Walau demikian, tidak semua simpatisan maupun anggota AKKBB yang sebenarnya menyadari 'The Hidden Agenda' di balik AKKBB, karena agenda besar ini hanya diketahui oleh pucuk-pucuk pimpinan aliansi ini, sedangkan simpatisan maupun anggota di tingkat akar rumput kebanyakan hanya terikat secara emosionil kepada pimpinannya dan tidak berdasarkan pemahaman dan ilmu yang cukup.(eramuslim.com)
Thursday, May 22, 2008
Apa yang Membuat Pemerintah Indonesia Lemah ? Uang ? atau Tekanan Asing ?
Dikutip dari eramuslim.com :
Pemerintah SBY-JK ngotot menaikkan harga BBM ? Ternyata, hal itu dilakukan agar segera mencapai tingkat harga yang diinginkan oleh pemain asing. Jadi kenaikan BBM itu tidak untuk rakyat dan tidak juga untuk menyelamatkan APBN.
Demikian disampaikan Ismail Yusanto, Jubir Hizbut Tahrir Indonesia, saat berbicara di depan ratusan peserta acara diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan ke 38, bertema BBM Naik, SBY-JK Turun?, di Jakarta, Senin (19/5).
Menurut Ismail Yusanto, kesimpulan itu berdasarkan pernyataan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro yang ditulis di Kompas, 14 Mei 2003. Purnomo mengatakan, “Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas…. Namun, liberalisasi ini berdampak mendongkrak harga BBM yang disubsidi pemerintah. Sebab kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan masuk.”
Meski pernyataan itu sudah lama, tapi menurut Ismail kita baru menemukan faktanya sekarang. “Ini ironi, kita membeli minyak milik kita sendiri di halaman rumah kita, dengan harga yang ditentukan oleh asing, ” ujar Yusanto.
Saat ini saja, tambahnya, mengutip pernyataan Dirjen Migas Dept. ESDM, Iin Arifin Takhyan, di Majalah Trust (edisi 11/2004), terdapat 105 perusahaan yang sudah mendapat izin untuk bermain di sektor hilir migas, termasuk membuka stasiun pengisian BBM untuk umum (SPBU). Perusahaan migas raksasa itu antara lain British Petrolium (Amerika-Inggris), Shell (Belanda), Petro China (RRC), Petronas (Malaysia), dan Chevron-Texaco (Amerika).
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Serikat Pekerja Pertamina, Abdullah Sodik. Menurutnya, problem kelangkaan BBM itu sebenarnya diakibatkan oleh rusaknya sistem yang diberlakukan pemerintah, yang membuka peluang privatisasi pengelolaan gas. “Serta memberikan kewenangan kepada perusahaan asing dan domistik untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak. Bahkan dibiarkan juga untuk menetapkan harga, ” ujarnya.
Wajar bila kemudian, tambah Sodik, minyak dan gas yang ada di Indonesia ini sebagian besar dikuasai asing. Tercatat dari 60 kontraktor, 5 di antaranya dalam kategori super major, yakni ExxonMobil, ShellPenzoil, TotalFinaEIf, BPAmocoArco, dan ChevronTexaco, yang menguasai cadangan minyak 70 persen dan gas 80 persen. Selebihnya masuk kategori Major, seperti Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex, Japex, yang menguasai cadangan minyak 18 persen dan gas 15 persen. “Sedangkan perusahaan independent menguasi cadangan minyak 12 persen, dan gas 5 persen, ” terang Sodik.
Ekonom Tim Indonesia Bangkit, Hendri Saparini, juga tidak sepakat bila harga BBM dinaikkan. Pertimbangannya adalah ekonomi. Ketika pemerintah mengatakan kita akan kolaps kalau tidak segera menaikkan harga BBM, maka publik harus tahu bahwa yang dimaksud kolaps menurut pemerintah itu adalah APBN. Sementara APBN itu terhadap kue ekonomi besarnya hanya 20 persen. “Jadi kalau harga BBM dinaikan, maka yang kena dampaknya 80 persen adalah rumah tangga dan industri, ” ujarnya.
Hendri mengatakan, kalau ada kenaikan harga minyak dunia, jika memang pemerintah itu akan menyelamatkan APBN maka semestinya pos yang boleh dikotak katik tidak hanya subsidi BBM. Karena kita punya pos-pos lain yang dalam kondisi darurat mestinya bisa direvisi. “Kenapa yang halal hanya subsidi BBM, kenapa pembayaran utang luar negeri menjadi tidak halal, ” ujar Hendri heran.
Ismail menegaskan ini semua terjadi karena adanya liberalisasi di sektor migas, yang merupakan bagian dari liberalisasi ekonomi, liberalisasi politik, liberalisasi sosial, budaya, pendidikan. Inilah yang harus dilawan. Sebab Indonesia makin hari makin menuju kepada negara liberal. “Dan siapa yang menjadi korban, kita semua, ” terangnya.
Solusi
Seperti dikatakan Hendri Saparini, pemerintah seharusnya tidak menaikan harga BBM, sebab masih banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan APBN, terkait meningkatnya harga minyak dunia itu. Peserta Diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan ke 38 mengusulkan solusi jangka pendek yang bisa dilakukan pemerintah:
Pertama, pemotongan bunga rekap di APBN sebesar 40-60 triliun.
Kedua, pemotongan bunga utang 95 triliun,
Ketiga, Winfall profit dari hasil minyak bumi tidak perlu dibagi ke daerah, tetapi digunakan untuk menutupi subsidi BBM.
Keempat, membatalkan kontrak/nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan minyak asing.
Dan kelima, mengubah sistem pengelolaan BBM, gas, batu bara dan energi lainnya dari swasta ke pengelolaan negara.
Terkait dengan wacana nasionalisasi perusahaan asing, Hendri Saparini mengatakan, “Kita memang selalu sering dicekoki bahwa nasionalisasi itu tidak boleh. Padahal banyak fakta, ketika negara lain melakukan nasionalisasi tidak ada masalah...Fakta terbaru, Inggris barus saja melakukan nasionalisasi bank –nya. Jadi jangan kita kemudian ditakut-takuti oleh sesuatu yang sebenarnya itu bisa terjadi di negara-negara maju, ” ujar Hendri.
Bukan hanya nasionalisasi, kata Hendri, kita juga selalu ditakut-takuti siapa pun yang menjadi presidennya dia pasti menaikan harga BBM. Padahal jawabannya tidak. “Pertama untuk beban subsidi misalnya, sekarang ini PLN masih menggunakan BBM. Kalau kemudian kita mengganti dengan gas maka tidak perlu ada tambahan subsidi. Masih juga ada hal lain. Jadi tidak sama. Bukan siapa pun presidennya akan menaikkan BBM, tapi kalau kebijakannya sama maka akan menaikkan BBM juga, ” ujar Hendri.
Ismail Yusanto mengatakan, kesalahan utama pengelolaan migas dan SDA kita adalah terjadinya transpormasi atau perpindahan dari State Business Management ke Coorporate Business Management. Oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah mengembalikan bagaimana agar entitas negara itu kembali menjadi pilar utama pengelolaan SDA, termasuk migas. Untuk itulah, katanya perlu dilakukan perubahan total atas UU migas dan PMA yang ada. Juga perubahan atas mind set ideologi yang ada.
Pemerintah SBY-JK ngotot menaikkan harga BBM ? Ternyata, hal itu dilakukan agar segera mencapai tingkat harga yang diinginkan oleh pemain asing. Jadi kenaikan BBM itu tidak untuk rakyat dan tidak juga untuk menyelamatkan APBN.
Demikian disampaikan Ismail Yusanto, Jubir Hizbut Tahrir Indonesia, saat berbicara di depan ratusan peserta acara diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan ke 38, bertema BBM Naik, SBY-JK Turun?, di Jakarta, Senin (19/5).
Menurut Ismail Yusanto, kesimpulan itu berdasarkan pernyataan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro yang ditulis di Kompas, 14 Mei 2003. Purnomo mengatakan, “Liberalisasi sektor hilir migas membuka kesempatan bagi pemain asing untuk berpartisipasi dalam bisnis eceran migas…. Namun, liberalisasi ini berdampak mendongkrak harga BBM yang disubsidi pemerintah. Sebab kalau harga BBM masih rendah karena disubsidi, pemain asing enggan masuk.”
Meski pernyataan itu sudah lama, tapi menurut Ismail kita baru menemukan faktanya sekarang. “Ini ironi, kita membeli minyak milik kita sendiri di halaman rumah kita, dengan harga yang ditentukan oleh asing, ” ujar Yusanto.
Saat ini saja, tambahnya, mengutip pernyataan Dirjen Migas Dept. ESDM, Iin Arifin Takhyan, di Majalah Trust (edisi 11/2004), terdapat 105 perusahaan yang sudah mendapat izin untuk bermain di sektor hilir migas, termasuk membuka stasiun pengisian BBM untuk umum (SPBU). Perusahaan migas raksasa itu antara lain British Petrolium (Amerika-Inggris), Shell (Belanda), Petro China (RRC), Petronas (Malaysia), dan Chevron-Texaco (Amerika).
Hal yang sama juga disampaikan Ketua Serikat Pekerja Pertamina, Abdullah Sodik. Menurutnya, problem kelangkaan BBM itu sebenarnya diakibatkan oleh rusaknya sistem yang diberlakukan pemerintah, yang membuka peluang privatisasi pengelolaan gas. “Serta memberikan kewenangan kepada perusahaan asing dan domistik untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi minyak. Bahkan dibiarkan juga untuk menetapkan harga, ” ujarnya.
Wajar bila kemudian, tambah Sodik, minyak dan gas yang ada di Indonesia ini sebagian besar dikuasai asing. Tercatat dari 60 kontraktor, 5 di antaranya dalam kategori super major, yakni ExxonMobil, ShellPenzoil, TotalFinaEIf, BPAmocoArco, dan ChevronTexaco, yang menguasai cadangan minyak 70 persen dan gas 80 persen. Selebihnya masuk kategori Major, seperti Conoco, Repsol, Unocal, Santa Fe, Gulf, Premier, Lasmo, Inpex, Japex, yang menguasai cadangan minyak 18 persen dan gas 15 persen. “Sedangkan perusahaan independent menguasi cadangan minyak 12 persen, dan gas 5 persen, ” terang Sodik.
Ekonom Tim Indonesia Bangkit, Hendri Saparini, juga tidak sepakat bila harga BBM dinaikkan. Pertimbangannya adalah ekonomi. Ketika pemerintah mengatakan kita akan kolaps kalau tidak segera menaikkan harga BBM, maka publik harus tahu bahwa yang dimaksud kolaps menurut pemerintah itu adalah APBN. Sementara APBN itu terhadap kue ekonomi besarnya hanya 20 persen. “Jadi kalau harga BBM dinaikan, maka yang kena dampaknya 80 persen adalah rumah tangga dan industri, ” ujarnya.
Hendri mengatakan, kalau ada kenaikan harga minyak dunia, jika memang pemerintah itu akan menyelamatkan APBN maka semestinya pos yang boleh dikotak katik tidak hanya subsidi BBM. Karena kita punya pos-pos lain yang dalam kondisi darurat mestinya bisa direvisi. “Kenapa yang halal hanya subsidi BBM, kenapa pembayaran utang luar negeri menjadi tidak halal, ” ujar Hendri heran.
Ismail menegaskan ini semua terjadi karena adanya liberalisasi di sektor migas, yang merupakan bagian dari liberalisasi ekonomi, liberalisasi politik, liberalisasi sosial, budaya, pendidikan. Inilah yang harus dilawan. Sebab Indonesia makin hari makin menuju kepada negara liberal. “Dan siapa yang menjadi korban, kita semua, ” terangnya.
Solusi
Seperti dikatakan Hendri Saparini, pemerintah seharusnya tidak menaikan harga BBM, sebab masih banyak cara yang bisa dilakukan pemerintah untuk menyelamatkan APBN, terkait meningkatnya harga minyak dunia itu. Peserta Diskusi Forum Kajian Sosial Kemasyarakatan ke 38 mengusulkan solusi jangka pendek yang bisa dilakukan pemerintah:
Pertama, pemotongan bunga rekap di APBN sebesar 40-60 triliun.
Kedua, pemotongan bunga utang 95 triliun,
Ketiga, Winfall profit dari hasil minyak bumi tidak perlu dibagi ke daerah, tetapi digunakan untuk menutupi subsidi BBM.
Keempat, membatalkan kontrak/nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan minyak asing.
Dan kelima, mengubah sistem pengelolaan BBM, gas, batu bara dan energi lainnya dari swasta ke pengelolaan negara.
Terkait dengan wacana nasionalisasi perusahaan asing, Hendri Saparini mengatakan, “Kita memang selalu sering dicekoki bahwa nasionalisasi itu tidak boleh. Padahal banyak fakta, ketika negara lain melakukan nasionalisasi tidak ada masalah...Fakta terbaru, Inggris barus saja melakukan nasionalisasi bank –nya. Jadi jangan kita kemudian ditakut-takuti oleh sesuatu yang sebenarnya itu bisa terjadi di negara-negara maju, ” ujar Hendri.
Bukan hanya nasionalisasi, kata Hendri, kita juga selalu ditakut-takuti siapa pun yang menjadi presidennya dia pasti menaikan harga BBM. Padahal jawabannya tidak. “Pertama untuk beban subsidi misalnya, sekarang ini PLN masih menggunakan BBM. Kalau kemudian kita mengganti dengan gas maka tidak perlu ada tambahan subsidi. Masih juga ada hal lain. Jadi tidak sama. Bukan siapa pun presidennya akan menaikkan BBM, tapi kalau kebijakannya sama maka akan menaikkan BBM juga, ” ujar Hendri.
Ismail Yusanto mengatakan, kesalahan utama pengelolaan migas dan SDA kita adalah terjadinya transpormasi atau perpindahan dari State Business Management ke Coorporate Business Management. Oleh karena itu yang perlu dilakukan adalah mengembalikan bagaimana agar entitas negara itu kembali menjadi pilar utama pengelolaan SDA, termasuk migas. Untuk itulah, katanya perlu dilakukan perubahan total atas UU migas dan PMA yang ada. Juga perubahan atas mind set ideologi yang ada.
Monday, May 19, 2008
Susahnya Cari Hosting Python Murah....
Saya baru saja berkenalan dengan pemrograman web dengan python. Ternyata membuat web based application dengan python sangat mudah dan tidak bertele-tele. Cukup dengan satu contoh aplikasi yang saya unduh dari situs modpython.org saya sudah bisa membuat web app sendiri tanpa perlu aplikasi khusus webapp python seperti Django, Zope dan lain-lain, cukup dengan menggunakan modul PSP yang sudah tersedia di mod_python (modul python yang digunakan untuk menjalankan webapp python). Karena kesederhanaan dan kemudahan strukturnya Python sangat mudah dipelajari.
Tapi sayang, saya baru bisa mencoba aplikasi tersebut di localhost komputer saya. Saya sudah coba mencari webhosting di Indonesia yang sudah support mod_python tapi sulit sekali. Sekalipun ada ternyata harganyapun sangat mahal karena sebagian besar hosting menawarkan server yang support mod_python hanya untuk segment bisnis yang rata-rata ditawarkan dengan harga hosting diatas 500 ribu perbulan.
Jika saja ada penggerak python sekaligus pemilik hosting di Indonesia yang peduli dengan perkembangan python di Indonesia yang bisa menyediakan paket untuk hosting python dengan harga terjangkau saya yakin perkembangan Python di Indonesia akan lebih meningkat tidak kalah dengan Ruby (dengan Ruby on Rail-nya) yang kini mulai trend dan banyak ditawarkan oleh hosting ditanah air dengan harga yang terjangkau.
Tapi sayang, saya baru bisa mencoba aplikasi tersebut di localhost komputer saya. Saya sudah coba mencari webhosting di Indonesia yang sudah support mod_python tapi sulit sekali. Sekalipun ada ternyata harganyapun sangat mahal karena sebagian besar hosting menawarkan server yang support mod_python hanya untuk segment bisnis yang rata-rata ditawarkan dengan harga hosting diatas 500 ribu perbulan.
Jika saja ada penggerak python sekaligus pemilik hosting di Indonesia yang peduli dengan perkembangan python di Indonesia yang bisa menyediakan paket untuk hosting python dengan harga terjangkau saya yakin perkembangan Python di Indonesia akan lebih meningkat tidak kalah dengan Ruby (dengan Ruby on Rail-nya) yang kini mulai trend dan banyak ditawarkan oleh hosting ditanah air dengan harga yang terjangkau.
Python Indonesia, Gimana Kabarnya ?
Saya mungkin salah seorang newbee python, saat saya tau bahwa di Indonesia sudah ada milis python saya sangat antusias untuk ikut serta disana. Tapi sayang, selama keanggotaan saya disana hampir tidak ada aktifitas yang berarti di milis tersebut.
Meskipun sempat ramai, milis tersebut hanya sempat mengupas masalah webapp dengan python dan aktivasi situs python Indonesia yang sudah kadaluarsa. Tapi sayang meskipun sudah direaktivasi tetap saja situs itu mati bahkan tidak terawat.
Semestinya situs ini menjadi media pencerahan dan media berbagi ilmu antara sesama pengguna python tapi kenyataannya situs tersebut tak terurus dan sekarang rusak oleh ulah spammer dan hacker. Saya sendiri salah seorang pengguna python yang sampai saat ini masih belajar dan sayang sekali bahasa pemrograman hebat tapi sederhana ini tidak dapat berkembang dengan baik di Indonesia.
Meskipun sempat ramai, milis tersebut hanya sempat mengupas masalah webapp dengan python dan aktivasi situs python Indonesia yang sudah kadaluarsa. Tapi sayang meskipun sudah direaktivasi tetap saja situs itu mati bahkan tidak terawat.
Semestinya situs ini menjadi media pencerahan dan media berbagi ilmu antara sesama pengguna python tapi kenyataannya situs tersebut tak terurus dan sekarang rusak oleh ulah spammer dan hacker. Saya sendiri salah seorang pengguna python yang sampai saat ini masih belajar dan sayang sekali bahasa pemrograman hebat tapi sederhana ini tidak dapat berkembang dengan baik di Indonesia.
Thursday, May 15, 2008
Kasus Ahmadiyah: Jaga Kekompakan Umat Islam Hadapi Perang Ideologi
Forum Umat Islam dan Majelis Ulama Indonesia akan mengambil jalur hukum apabila Surat Keputusan Bersama (SKB) yang akan diterbitkan oleh pemerintah itu tidak berisikan larangan penghentian kegiatan Ahmadiyah. Demikian diungkapkan Ketua MUI KH. A. Cholil Ridwan ketika ditanya upaya lanjutan yang akan dilakukan umat Islam menyikapi SKB Ahmadiyah yang belum juga selesai.
Menurut dia, yang juga aktif dalam Forum Umat Islam, MUI dan FUI sudah melakukan konsolidasi untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi pasca dikeluarkan SKB tersebut.
Masalah Ahmadiyah, lanjut Kyai Cholil, sudah bukan lagi murni masalah Ahmadiyah semata, namun menyangkut peperangan ideologi antara Islam dan sekuler, karena itu dikhawatirkan akan terjadi ‘pertempuran’ yang lebih besar.
“Karena itu, kita umat Islam harus melakukan konsolidasi, misalnya dengan menjaga umat Islam, jangan sampai melakukan tindakan yang melanggar hukum, itu akan kontra produtif dengan fatwa MUI. Umat Islam harus kompak dan menahan diri, ” tegasnya.
Ia mengatakan, ulama dan umat Islam akan terus berjuang menggunakan sarana dakwah melalui khutbah di Masjid dan Majelis Taqlim diseluruh Indonesia, untuk membongkar kesesatan yang telah dilakukan oleh Jemaat Ahmadiyah.
“Kesesatan Ahmadiyah sudah luar biasa, bahkan ada klausul yang mengatakan umat diluar Ahmadiyah adalah Babi hutan untuk laki-laki, dan perempuannya pelacur, kalau tidak mau mengikuti harus dibunuh. Yang seperti ini akan harus blow-up, “ pungkasnya.
Cholil menyatakan, FUI juga akan bertemu dengan Menteri Agama M. Maftuh Basyuni untuk mendorong segera diterbitkan SKB soal Ahmadiyah.
Ditanya mengenai sikap MUI terhadap Adnan Buyung Nasution, Cholil Ridwan mengatakan MUI dalam posisi pasif, mengingat KH Ma'ruf Amin sendiri telah memaafkan Adnan Buyung Nasution.
Ia menjelaskan bahwa sikap Buyung yang selama ini mati-matian membela Ahmadiyah, karena memang posisi Adnan Buyung Nasution sebagai pengacaranya.
Di samping itu kalau dilihat dari ideologinya Adnan Buyung bukanlah orang yang berideologi Islam, melainkan ideologi sosialis. "Selamanya orang yang berideologi sosialis tak akan pernah melakukan pembelaan terhadap kepentingan Islam, " tandasnya.(eramuslim.com)
Menurut dia, yang juga aktif dalam Forum Umat Islam, MUI dan FUI sudah melakukan konsolidasi untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi pasca dikeluarkan SKB tersebut.
Masalah Ahmadiyah, lanjut Kyai Cholil, sudah bukan lagi murni masalah Ahmadiyah semata, namun menyangkut peperangan ideologi antara Islam dan sekuler, karena itu dikhawatirkan akan terjadi ‘pertempuran’ yang lebih besar.
“Karena itu, kita umat Islam harus melakukan konsolidasi, misalnya dengan menjaga umat Islam, jangan sampai melakukan tindakan yang melanggar hukum, itu akan kontra produtif dengan fatwa MUI. Umat Islam harus kompak dan menahan diri, ” tegasnya.
Ia mengatakan, ulama dan umat Islam akan terus berjuang menggunakan sarana dakwah melalui khutbah di Masjid dan Majelis Taqlim diseluruh Indonesia, untuk membongkar kesesatan yang telah dilakukan oleh Jemaat Ahmadiyah.
“Kesesatan Ahmadiyah sudah luar biasa, bahkan ada klausul yang mengatakan umat diluar Ahmadiyah adalah Babi hutan untuk laki-laki, dan perempuannya pelacur, kalau tidak mau mengikuti harus dibunuh. Yang seperti ini akan harus blow-up, “ pungkasnya.
Cholil menyatakan, FUI juga akan bertemu dengan Menteri Agama M. Maftuh Basyuni untuk mendorong segera diterbitkan SKB soal Ahmadiyah.
Ditanya mengenai sikap MUI terhadap Adnan Buyung Nasution, Cholil Ridwan mengatakan MUI dalam posisi pasif, mengingat KH Ma'ruf Amin sendiri telah memaafkan Adnan Buyung Nasution.
Ia menjelaskan bahwa sikap Buyung yang selama ini mati-matian membela Ahmadiyah, karena memang posisi Adnan Buyung Nasution sebagai pengacaranya.
Di samping itu kalau dilihat dari ideologinya Adnan Buyung bukanlah orang yang berideologi Islam, melainkan ideologi sosialis. "Selamanya orang yang berideologi sosialis tak akan pernah melakukan pembelaan terhadap kepentingan Islam, " tandasnya.(eramuslim.com)
Usia 100 Tahun Harkitnas Masih 20 Tahun Lagi
Benarkah moment kelahiran organisasi Budi Utomo bisa dianggap sebagai tonggak awal kebangkitan nasional ?
Dikutip dari Antara, Mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Syafi`i Ma`arif menyatakan, usia peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke-100 (satu abad) bukan tahun 2008 ini, tetapi masih 20 tahun lagi.
"Kebangkitan bangsa yang ditandai dengan lahirnya gerakan Budi Utomo, bukanlah awal kebangkitan bangsa, tetapi bersatunya seluruh komponen anak muda dari berbagai ras, etnis dan budaya itulah yang menjadi awal kebangkitan," katanya dalam pidato singkatnya pada acara "100 Tahun Kebangkitan Nasional" di Batu, Jawa Timur, Rabu malam.
Menurut dia, bangkitnya para pemuda yang ditandai dengan deklarasi "Sumpah Pemuda" pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah yang menjadi tonggak kebangkitan nasional bukan gerakan Budi Utomo.
Oleh karena itu, katanya, perlu adanya kebijakan politik pemerintah untuk mengkaji ulang atau mengoreksi keputusan politik dimana pemerintah telah menetapkan gerakan Budi Utomo tahun 1908 sebagai Harkitnas.
Ia mengakui, tak ada satupun orang atau organisasi atau lembaga manapun yang menyangkal jika Budi Utomo memiliki jasa yang sangat besar bagi lahirnya sebuah kemerdekaan bangsa Indonesia, tetapi belum cukup representatif sebagai tonggak lahirnya kebangkitan nasional.
Ia mengatakan, penetapan Harkitnas yang diawali dari lahirnya gerakan Budi Utomo, tidak lebih dari sebuah mitologi. "Apakah gerakan Budi Utomo ini sudah cocok sebagai kebangkitan bangsa, apakah tidak lebih cocok dan lebih mengena jika lahirnya Sumpah Pemuda ini sebagai tonggak kebangkitan nasional," katanya menegaskan.
Pada kesempatan itu Buya Syafi`i juga menyoroti keberadaan Kemerdekaan Indonesia yang sampai sekarang tidak terurus padahal hampir mencapai usia 63 tahun dan semua itu disebabkan besarnya gesekan politik di tanah air sejak Proklamasi.
Tidak terurusnya kemerdekaan yang diraih dengan perjuangan itu, katanya, menjadi tanggungjawab para pemimpin bangsa, sebab sampai sekarang bangsa Indonesia masih belum juga "siuman" bahkan cita-cita luhur reformasi 10 tahun lalu juga kandas diperjalanan.
Indonesia di abad 21 ini, lanjutnya, masih dalam kondisi sempoyongan dan yang menjadi masalah terbesar serta terparah adalah masalah kepemimpinan serta sistem demokrasi yang masih buruk.
"Dari jumlah penduduk hampir 240 juta ini, yang `busuk` itu tidak lebih dari 5 ribu orang, tetapi 5 ribu orang itu berada pada puncak kekuasaan termasuk perekonomian," katanya menegaskan.
Untuk melepaskan kondisi buruk itu, bangsa Indonesia harus berani melepaskan diri dari berbagai mitologi termasuk menjadikan Sumpah Pemuda sebagai tonggak kebangkitan Indonesia melalui persatuan dan kesatuan seluruh komponen bangsa.
Selain itu, juga dengan sungguh-sungguh menyiapkan seorang pemimpin bangsa yang moralis, kuat dan tidak menggantungkan pada bantuan asing yang tidak tulus, menghindari pemimpin yang bermental proyek.
Dikutip dari Antara, Mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Syafi`i Ma`arif menyatakan, usia peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke-100 (satu abad) bukan tahun 2008 ini, tetapi masih 20 tahun lagi.
"Kebangkitan bangsa yang ditandai dengan lahirnya gerakan Budi Utomo, bukanlah awal kebangkitan bangsa, tetapi bersatunya seluruh komponen anak muda dari berbagai ras, etnis dan budaya itulah yang menjadi awal kebangkitan," katanya dalam pidato singkatnya pada acara "100 Tahun Kebangkitan Nasional" di Batu, Jawa Timur, Rabu malam.
Menurut dia, bangkitnya para pemuda yang ditandai dengan deklarasi "Sumpah Pemuda" pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah yang menjadi tonggak kebangkitan nasional bukan gerakan Budi Utomo.
Oleh karena itu, katanya, perlu adanya kebijakan politik pemerintah untuk mengkaji ulang atau mengoreksi keputusan politik dimana pemerintah telah menetapkan gerakan Budi Utomo tahun 1908 sebagai Harkitnas.
Ia mengakui, tak ada satupun orang atau organisasi atau lembaga manapun yang menyangkal jika Budi Utomo memiliki jasa yang sangat besar bagi lahirnya sebuah kemerdekaan bangsa Indonesia, tetapi belum cukup representatif sebagai tonggak lahirnya kebangkitan nasional.
Ia mengatakan, penetapan Harkitnas yang diawali dari lahirnya gerakan Budi Utomo, tidak lebih dari sebuah mitologi. "Apakah gerakan Budi Utomo ini sudah cocok sebagai kebangkitan bangsa, apakah tidak lebih cocok dan lebih mengena jika lahirnya Sumpah Pemuda ini sebagai tonggak kebangkitan nasional," katanya menegaskan.
Pada kesempatan itu Buya Syafi`i juga menyoroti keberadaan Kemerdekaan Indonesia yang sampai sekarang tidak terurus padahal hampir mencapai usia 63 tahun dan semua itu disebabkan besarnya gesekan politik di tanah air sejak Proklamasi.
Tidak terurusnya kemerdekaan yang diraih dengan perjuangan itu, katanya, menjadi tanggungjawab para pemimpin bangsa, sebab sampai sekarang bangsa Indonesia masih belum juga "siuman" bahkan cita-cita luhur reformasi 10 tahun lalu juga kandas diperjalanan.
Indonesia di abad 21 ini, lanjutnya, masih dalam kondisi sempoyongan dan yang menjadi masalah terbesar serta terparah adalah masalah kepemimpinan serta sistem demokrasi yang masih buruk.
"Dari jumlah penduduk hampir 240 juta ini, yang `busuk` itu tidak lebih dari 5 ribu orang, tetapi 5 ribu orang itu berada pada puncak kekuasaan termasuk perekonomian," katanya menegaskan.
Untuk melepaskan kondisi buruk itu, bangsa Indonesia harus berani melepaskan diri dari berbagai mitologi termasuk menjadikan Sumpah Pemuda sebagai tonggak kebangkitan Indonesia melalui persatuan dan kesatuan seluruh komponen bangsa.
Selain itu, juga dengan sungguh-sungguh menyiapkan seorang pemimpin bangsa yang moralis, kuat dan tidak menggantungkan pada bantuan asing yang tidak tulus, menghindari pemimpin yang bermental proyek.
Friday, April 18, 2008
Mau Maju Kok Tiru-tiru !
Aneh memang orang-orang yang mengaku berfikiran maju dan pintar di Indonesia, mereka berkeyakinan bila Indonesia mau maju maka harus banyak meniru negara-negara barat yang sudah maju ( tapi tanpa melihat perbedaan kultur dan karakter bangsa kita dan negara barat). Fikiran dan pendapat ini banyak dilontarkan oleh kalangan akademis dan pemikir-pemikir liberal yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran barat.
Mereka seolah lupa bahwa bangsa ini pernah diinjak-injak dan dikeruk kekayaannya oleh penjajah barat selama berabad-abad, mereka lupa kebodohan dan kebobrokan yang banyak melanda masyarakat kita baik secara mental maupun sikap juga akibat/sisa-sisa dari masa penjajahan negara barat. mereka lupa kalo mereka juga orang Indonesia yang semestinya memiliki rasa kebanggaan sebagai bagian dari bangsa ini yang memiliki kebudayaan dan kepribadiannya sendiri. Mereka menutup mata bahwa kemajuan yang dicapai dan kebebasan yang diterapkan di negara barat telah menghancurkan moral dan akhlak masyarakat negara barat. Kenapa mereka tidak meniru dan mengambil contoh negara Jepang yang mampu bangkit dari keterpurukan akibat perang dunia II tanpa melupakan/meninggalkan budaya mereka, atau Cina yang mampu menunjukan diri sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia juga tanpa meninggalkan kepribadian mereka sebagai bangsa Cina.
Sampai saat ini konsep/kemajuan yang menjadi tolak ukur merekapun masih belum jelas sebab sebagian besar orang-orang pintar beraliran liberal di Indonesia hanya cenderung mengukur kemajuan di Indonesia dengan barometer penerapan kebebasan HAM di Indonesia dan membandingkannya dengan negara-negara barat. Coba tengok saat mereka bersuara lantang saat kita akan menerapkan RUU Pornografi ( hingga RUU ini sampai saat ini belum ada kejelasannya ) dan yang terakhir adalah masalah dikeluarkannya keputusan oleh MUI dan Bakorpakem yang menetapkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat.
Mereka tidak pernah berbuat banyak, cenderung bersuara seperlunya dan tidak menghasilkan solusi saat masyarakat kesulitan mendapatkan pendidikan karena biaya sekolah yang mahal, atau saat masyarakat kesulitan berobat karena biaya rumah sakit yang mahal bahkan mereka juga tidak banyak bersuara saat generasi muda dikelilingi bahaya narkoba. Mereka cenderung memanfaatkan gejolak sosial dimasyarakat hanya sekedar untuk meningkatkan popularitas saja dan hanya bisa memojokan pemerintah tanpa bisa memberikan solusi dan melakukan aksi nyata yang bermanfaat untuk merubah bangsa ini menjadi bangsa yang maju tapi tanpa meninggalkan kepribadian Indonesia.
Seolah-olah orang-orang pintar di Indonesia lebih banyak didominasi oleh aktifis HAM dan liberalis yang tidak faham kondisi dan kultur bangsanya sendiri tapi sudah berani bicara kemajuan.
Mereka seolah lupa bahwa bangsa ini pernah diinjak-injak dan dikeruk kekayaannya oleh penjajah barat selama berabad-abad, mereka lupa kebodohan dan kebobrokan yang banyak melanda masyarakat kita baik secara mental maupun sikap juga akibat/sisa-sisa dari masa penjajahan negara barat. mereka lupa kalo mereka juga orang Indonesia yang semestinya memiliki rasa kebanggaan sebagai bagian dari bangsa ini yang memiliki kebudayaan dan kepribadiannya sendiri. Mereka menutup mata bahwa kemajuan yang dicapai dan kebebasan yang diterapkan di negara barat telah menghancurkan moral dan akhlak masyarakat negara barat. Kenapa mereka tidak meniru dan mengambil contoh negara Jepang yang mampu bangkit dari keterpurukan akibat perang dunia II tanpa melupakan/meninggalkan budaya mereka, atau Cina yang mampu menunjukan diri sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia juga tanpa meninggalkan kepribadian mereka sebagai bangsa Cina.
Sampai saat ini konsep/kemajuan yang menjadi tolak ukur merekapun masih belum jelas sebab sebagian besar orang-orang pintar beraliran liberal di Indonesia hanya cenderung mengukur kemajuan di Indonesia dengan barometer penerapan kebebasan HAM di Indonesia dan membandingkannya dengan negara-negara barat. Coba tengok saat mereka bersuara lantang saat kita akan menerapkan RUU Pornografi ( hingga RUU ini sampai saat ini belum ada kejelasannya ) dan yang terakhir adalah masalah dikeluarkannya keputusan oleh MUI dan Bakorpakem yang menetapkan Ahmadiyah sebagai aliran sesat.
Mereka tidak pernah berbuat banyak, cenderung bersuara seperlunya dan tidak menghasilkan solusi saat masyarakat kesulitan mendapatkan pendidikan karena biaya sekolah yang mahal, atau saat masyarakat kesulitan berobat karena biaya rumah sakit yang mahal bahkan mereka juga tidak banyak bersuara saat generasi muda dikelilingi bahaya narkoba. Mereka cenderung memanfaatkan gejolak sosial dimasyarakat hanya sekedar untuk meningkatkan popularitas saja dan hanya bisa memojokan pemerintah tanpa bisa memberikan solusi dan melakukan aksi nyata yang bermanfaat untuk merubah bangsa ini menjadi bangsa yang maju tapi tanpa meninggalkan kepribadian Indonesia.
Seolah-olah orang-orang pintar di Indonesia lebih banyak didominasi oleh aktifis HAM dan liberalis yang tidak faham kondisi dan kultur bangsanya sendiri tapi sudah berani bicara kemajuan.
Ahmadiyah Tetap Diputuskan Sebagai Aliran Menyimpang
Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan (Bakorpakem) menyatakan aliran Ahmadiyah menyimpang dari ajaran Islam dan harus dihentikan. Karena dalam pemantauan selama 3 bulan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) terbukti tidak melaksanakan secara konsisten 12 butir penjelasan pokok-pokok ajaran yang sampaikan kepada publik.
Keputusan ini sangat disambut gembira oleh ormas-ormas Islam dan sebagian besar masyarakat muslim di tanah air. Pemerintah sangat diharapkan untuk bergerak tanggap untuk menindaklanjuti rekomendasi dan keputusan Bakorpakem ini untuk mencegah gejolak-gejolak di masyarakat bila tidak ada kepastian hukumnya dengan mengeluarkan SKB untuk melarang kegiatan penyebaran aliran Ahmadiyah.
Meskipun keputusan dan rekomendasi Bakorpakem ini banyak ditentang oleh aktifis HAM dan kalangan liberalis, Bakorpakem tetap pada keputusannya untuk tetap menyatakan bahwa ajaran Ahmadiyah sudah menyimpang dari ajaran Islam padahal sudah diberikan waktu 3 bulan untuk membuktikan ke-Islaman mereka dan melakukan instropeksi mengenai ajaran mereka.
Tentangan yang dilontarkan kalangan aktifis HAM/Liberalis sebenarnya juga kurang mengena karena kebebasan dan jargon-jargon HAM yang mereka lontarkan sangat tidak sesuai dengan faham kebebasan di Indonesia. Kebebasan di Indonesia dibatasi oleh norma-norma hukum dan agama ( kebebasan yang bertanggung jawab ) bukan kebebasan penuh seperti yang diterapkan di dunia barat.
Keputusan ini sangat disambut gembira oleh ormas-ormas Islam dan sebagian besar masyarakat muslim di tanah air. Pemerintah sangat diharapkan untuk bergerak tanggap untuk menindaklanjuti rekomendasi dan keputusan Bakorpakem ini untuk mencegah gejolak-gejolak di masyarakat bila tidak ada kepastian hukumnya dengan mengeluarkan SKB untuk melarang kegiatan penyebaran aliran Ahmadiyah.
Meskipun keputusan dan rekomendasi Bakorpakem ini banyak ditentang oleh aktifis HAM dan kalangan liberalis, Bakorpakem tetap pada keputusannya untuk tetap menyatakan bahwa ajaran Ahmadiyah sudah menyimpang dari ajaran Islam padahal sudah diberikan waktu 3 bulan untuk membuktikan ke-Islaman mereka dan melakukan instropeksi mengenai ajaran mereka.
Tentangan yang dilontarkan kalangan aktifis HAM/Liberalis sebenarnya juga kurang mengena karena kebebasan dan jargon-jargon HAM yang mereka lontarkan sangat tidak sesuai dengan faham kebebasan di Indonesia. Kebebasan di Indonesia dibatasi oleh norma-norma hukum dan agama ( kebebasan yang bertanggung jawab ) bukan kebebasan penuh seperti yang diterapkan di dunia barat.
Monday, January 28, 2008
Soeharto, Dipuja dan Dihujat
Bapak HM Soeharto, mantan presiden RI akhirnya wafat pada hari Minggu, 27/01/2008 pukul 13:10 di RS Pusat Pertamina Jakarta. Pak Harto, merupakan salah satu tokoh nasional yang sangat fenomenal karena selama beliau memimpin negeri ini selain banyak memberikan jasa yang sangat besar tapi juga banyak menanamkan kebencian bagi sebagian masyarakat karena selama masa kepemimpinannya praktek korupsi dan kolusi menjadi budaya dan mewabah sampai tingkat pemerintahan terendah ( RT/RW/Kelurahan ) serta kebebasan berpolitik dan kebebasan bersuara dikekang.
Diakui atau tidak Soeharto memang banyak meninggalkan jasa yang sangat besar dibidang perekonomian dan sedikit banyak telah berhasil mengangkat taraf hidup petani di tanah air. Pada masa kepemimpinan Soeharto perekonomian dan keamanan relatif stabil bila kita bandingkan dengan era pemerintahan Soekarno, pembangunan terjadi dimana-mana ( meskipun pada akhirnya yang menikmati hanya golongan-golongan tertentu saja ).
Bila kita bicara keamanan, saya teringat pada masa pemerintahan Soeharto, saya tidak perlu merasa was-was bila akan bepergian pada malam hari karena memang pada saat itu situasi masih relatif aman dan tingkat kejahatan dengan kekerasan dan penjambretan masih bisa kita hitung dengan jari ( coba Anda bandingkan dengan sekarang... di rumah sendiripun kita masih was-was ).
Pada era Soeharto, harga kebutuhan pokok relatif stabil dan masih bisa dijangkau oleh masyarakat kecil, hingga kita tidak heran saat lengsernya Soeharto sampai dengan saat wafatnya yang paling merasa kehilangan adalah masyarakat kecil dan petani dipedesaan.
Pada era Soeharto, Indonesia termasuk negara yang disegani terutama di komunitas negara-negara Asean, coba kita bandingkan dengan sekarang... Singapura pun sudah berani memperluas wilayahnya dengan menguruk laut sampai mendekati batas wilayah RI, Malaysia sudah berani merendahkan Indonesia dengan merendahkan dan menginjak-injak pekerja-pekerja kita dan melecehkan warga negara kita disana, Australia semakin berani dengan mengacak-acak negeri ini hingga Timor Timur lepas dari pangkuan RI dan negara-negara lain dengan dibantu spekulan-spekulan politik lokal yang disinyalir banyak memiliki peran dalam kekacauan-kekacauan yang terjadi di tanah air, seperti GAM di Aceh dan kerusuhan-kerusuhan bernuansa SARA di beberapa daerah lain.
Bagaimana dengan pemimpin-pemimpin kita saat ini ? Adakah yang seberani Bung Karno, sepintar Pak Harto dan sejujur Bung Hatta ? Bila ketiga sifat positif ketiga pemimpin ini ( dengan membuang sifat-sifat buruk mereka ) ada dalam diri pemimpin kita saat ini maka Indonesia akan dapat mengejar ketertinggalannya dari negara lain.
Diakui atau tidak Soeharto memang banyak meninggalkan jasa yang sangat besar dibidang perekonomian dan sedikit banyak telah berhasil mengangkat taraf hidup petani di tanah air. Pada masa kepemimpinan Soeharto perekonomian dan keamanan relatif stabil bila kita bandingkan dengan era pemerintahan Soekarno, pembangunan terjadi dimana-mana ( meskipun pada akhirnya yang menikmati hanya golongan-golongan tertentu saja ).
Bila kita bicara keamanan, saya teringat pada masa pemerintahan Soeharto, saya tidak perlu merasa was-was bila akan bepergian pada malam hari karena memang pada saat itu situasi masih relatif aman dan tingkat kejahatan dengan kekerasan dan penjambretan masih bisa kita hitung dengan jari ( coba Anda bandingkan dengan sekarang... di rumah sendiripun kita masih was-was ).
Pada era Soeharto, harga kebutuhan pokok relatif stabil dan masih bisa dijangkau oleh masyarakat kecil, hingga kita tidak heran saat lengsernya Soeharto sampai dengan saat wafatnya yang paling merasa kehilangan adalah masyarakat kecil dan petani dipedesaan.
Pada era Soeharto, Indonesia termasuk negara yang disegani terutama di komunitas negara-negara Asean, coba kita bandingkan dengan sekarang... Singapura pun sudah berani memperluas wilayahnya dengan menguruk laut sampai mendekati batas wilayah RI, Malaysia sudah berani merendahkan Indonesia dengan merendahkan dan menginjak-injak pekerja-pekerja kita dan melecehkan warga negara kita disana, Australia semakin berani dengan mengacak-acak negeri ini hingga Timor Timur lepas dari pangkuan RI dan negara-negara lain dengan dibantu spekulan-spekulan politik lokal yang disinyalir banyak memiliki peran dalam kekacauan-kekacauan yang terjadi di tanah air, seperti GAM di Aceh dan kerusuhan-kerusuhan bernuansa SARA di beberapa daerah lain.
Bagaimana dengan pemimpin-pemimpin kita saat ini ? Adakah yang seberani Bung Karno, sepintar Pak Harto dan sejujur Bung Hatta ? Bila ketiga sifat positif ketiga pemimpin ini ( dengan membuang sifat-sifat buruk mereka ) ada dalam diri pemimpin kita saat ini maka Indonesia akan dapat mengejar ketertinggalannya dari negara lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)