Saturday, December 31, 2011

Akibat 'Kebanjiran Order'

Praktis selama tahun ini, buat saya benar-benar tahun paceklik tulisan seputar pemrograman. Bila sebelumnya setiap hari saya masih sempat ngacak-acak kode alias coding entah itu Python atau PHP (dengan Drupal) dan lain-lain,tapi saat ini sepertinya sudah gak sempat lagi.

Maklum, saat ini saja masih ada beberapa antrian project internal dikantor yang masih menunggu untuk didevelop, ditambah beberapa project modul yang masih masih menunggu proses trial karena masih menunggu sarana pendukung yang belum lengkap dan ketersediaan SDM yang akan menggunakan tools ini yang masih kurang karena masalah birokrasi perusahaan yang agak 'lemot'.

Selain itu, saat ini kantor saya ada rencana melakukan 'pemugaran' system, yang tadinya selama ini menggunakan aplikasi dari pihak ketiga tapi kini setelah saya ada mereka bermaksud melakukan melakukan perubahan system informasi secara menyeluruh.

Kebanjiran order, kalo aja saya saya ini pemilik usaha software house... kondisi seperti ini justru bikin saya jadi tambah kaya hehehe. Yang tadinya mau lebih dekat ke Python ternyata karena situasi dan kondisi terpaksa berusaha akrab dengan Free Pascal karena cuma Pascal yang cocok digunakan di kantor tempat saya bekerja ini.

Apa boleh buat, saya tinggalkan dulu ego 'Pythonista' saya demi untuk sesuap nasi dan segenggam berlian (Wali buaanngeet hehehe). Saya prediksikan mungkin dalam empat bulan diawal tahun 2012 ini merupakan periode sibuk dan setelah itu, Insyaallah bisa melanjutkan lagi ber-Python ria sampe puas....

Thursday, November 17, 2011

Ini Python Blog ?

Karena tergila-gila dengan salah satu distro Linux, seorang rekan menggunakan blognya untuk menampung semua tulisannya dan info-info yang berkaitan dengan distro kesayangannya tersebut hingga bisa dengan bangga melabeli blognya misalnya 'Debian Blog', 'Ubuntu Blog' dan lain-lain.

Ada juga blog yang berkaitan dengan otomotif karena si mpunya blog gandrung dengan hal-hal yang berkaitan dengan otomotif.

Lantas, blog saya ini blog apa ya ? Python blog ? karena sebagian besar berisi tulisan yang berkaitan Python ? hmmm saya ga berani, sebab bila saya melabeli Blog ini dengan sebutan 'Python Blog' konsekuensinya saya harus meraih 'predikat master' lebih dahulu dalam pemrograman Python.

Tapi, selama ikut nimbrung dalam group milis ID-Python dan mengetahui bahwa perkembangan Python 'dimarih' masih belum sepopuler Ruby (terutama dalam pengaplikasiannya di web programming, hingga sudah banyak hosting dalam negeri menjual jasanya yang sudah mendukung Ruby dengan harga terjangkau)... ini sedikit memicu semangat untuk belajar lebih banyak dan 'mengajari' lebih banyak bahasa pemrograman yang 'Seksi' ini dan bermimpi bisa membuat Python sepopuler Ruby bahkan kalo bisa mengalahkan PHP dalam ranah pemrograman web (hehehe.. mimpi ?)

Sarana ampuh untuk menyebarkan paham 'Pythonista' ini adalah Blog dan bagi saya untuk membuat blog yang berlabel 'Python Blog' mending ntar-ntar dulu ajah, takut dianggap sebagai 'master gagal' karena kemampuan yang masih seujung kuku sebab bila menilik isi tulisan-tulisan dan 'snippet-snippet' yang saya buat di sini cuma seputaran 'kulit-kulitnya' Python saja.

Tapi bagaimanapun saya tetap butuh satu 'wadah' yang memang saya khususkan untuk menampung tulisan-tulisan saya seputar Python. Nah, setelah kenalan sama Google Appengine akhirnya saya putuskan untuk membuat satu website 'Python-based' yang tujuannya untuk menampung tulisan saya dalam format PDF dan snippet yang saya kompres dalam format ZIP.

Perkembangan yang menggembirakan juga datang dari komunitas ID-Python karena saat ini website komunitasnya  'python.or.id' sudah mulai aktif 'bergairah' ditambah dengan akun-akun di Twitter, Facebook dan lain-lain dan yang paling penting milisnya juga sudah mulai aktif memenuhi inbox saya setiap harinya dengan berbagai topik (hehehe, meskipun selama ini saya masih jadi 'pemantau' saja).

Hayyoooo, kita sama-sama membumikan Python.....

Saturday, August 27, 2011

Mapping URL dengan CherryPy


Salah satu alasan yang membuat saya tertarik menggunakan CherryPy adalah kesederhanaannya, sederhana yang saya maksud di sini adalah CherryPy tidak memerlukan terlalu banyak file konfigurasi baik untuk mapping url maupun dalam penggunaan databasenya karena hanya menggunakan satu file konfigurasi dengan ekstensi '*.conf' yang kita letakan pada root directory.

Tulisan ini hanya akan menjelaskan sedikit tentang 'mapping url' saat kita menggunakan 'nested link' url pada aplikasi web yang kita buat. Dengan Django, saat kita membuat atau menentukan url atau link untuk tiap halaman aplikasi yang kita buat harus didefinisikan terlebih dahulu pada file konfigurasi 'urls.py'.

Dengan CherryPy, mapping url diberikan langsung pada source code aplikasi yang kita buat hanya dengan mendefinisikan object dari kelas-kelas yang akan digunakan, contohnya seperti berikut :

root = HomePage()

Dari baris di atas, kita mendefinisikan variabel 'root' menjadi object dari kelas 'HomePage' yang akan kita tetapkan sebagai root url dan akan menghasilkan url 'http://localhost/'

Tuesday, August 9, 2011

CherryPy Dengan Datastore dan Templating Appengine


Ini adalah tulisan yang masih berhubungan dengan tulisan sebelumnya yang berkaitan dengan penggunaan framework CherryPy di Appengine yang berjudul CherryPy dan Appengine, bisa dibilang ini adalah tulisan pelengkap dari tulisan yang pertama sekaligus saya berikan contoh pengaplikasian sederhana CherryPy di Appengine.

Tulisan sebelumnya saya telah menguraikan 'sedikit' bagaimana memulai menggunakan CherryPy di Appengine yang sebenarnya cukup mudah yaitu cukup memasukan folder yang berisi paket/modul CherryPy kedalam folder project yang kita buat. Yang perlu diperhatikan adalah, untuk saat ini tampaknya Appengine hanya mendukung CherryPy versi 3.1.1 karena setelah saya mencoba menggunakan versi dibawahnya dan versi yang terbaru ( versi 3.2.0) CherryPy tidak dapat digunakan, bila Anda hobi 'ngoprek' silahkan Anda coba dengan membuat patch sendiri seperti yang dibuat oleh salah seorang developer penulis artikel ini.

Thursday, August 4, 2011

Python-id, Maju Teruuuusss

Judul tulisan ini cukup lebay khan ? hehehe, terus terang sebenarnya saya udah memasuki deadline untuk menulis tulisan seputar pemrograman Python yang biasa saya buat disini, tutorial kecil-kecilan termasuk sample 'kecilnya' tapi berhubung belum ada ide mau buat apa akhirnya cuma buat tulisan ini.


Bila para master Python-ID sudah memperdebatkan dan ngobrolin masalah penggunaan framework dan aplikasi-aplikasi kelas enterprise, disini saya mungkin masih cuap-cuap masalah kode Python dasar yang bisa digunakan untuk keperluan 'sehari-hari', maklumlah saya sendiri masih programer 'cupu'.

Tapi bagaimanapun, semangat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tetap harus diutamakan. Sama seperti para Master Python-id, saya juga memiliki harapan agar Python dapat lebih memasyarakat lagi dan lebih berkembang ditanah air. Gak perlu mimpi dapat menyaingi penggunaan Visual Basic, Delphi atau VC++ di desktop tapi lebih condong dengan memasyarakatkan penggunaan Python dalam pengembangan website itu harapan saya...

Sebab bosan juga kalo lihat website kalo gak pake PHP ya ASP jadi kepengin lihat suatu saat nanti, banyak website pribadi yang menggunakan Python, entah menggunakan Django, CherryPy atau framework lainnya atau seperti saya yang menggunakan kode Python 'tok' yang menggunakan fasilitas gratisan Google Appengine hehehe....

Saat ini website Python-id sudah mulai aktif, yang lebih menggembirakan sekarang forum diskusinya tidak hanya di milis tapi juga ada di Convore dan Twitter.

Goodluck buat Python-ID...... Maju terus...

Thursday, July 14, 2011

Setting Wireless di Slackware

Setelah 'gagal' dan tidak berhasil menginstall Slackware 13.37 di netbook Axioo, akhirnya saya harus puas hanya bisa menginstall Slackware di laptop Acer saya. Pada 'running' pertama dan mencoba untuk koneksi ke jaringan LAN ternyata tidak berhasil karena LAN card Atheros di laptop ini tidak terdeteksi dan info dari hasil 'googling' salah satu pemecahan adalah dengan melakukan upgrade kernel,untuk opsi ini sepertinya tidak bisa saya lakukan karena keterbatasan waktu untuk ngoprek dan laptop ini harus 'kerja' he he he...

Hanya ini hasil cek yang di dapat dari perintah 'ifconfig' :

lo        Link encap:Local Loopback 
          inet addr:127.0.0.1  Mask:255.0.0.0
          inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
          UP LOOPBACK RUNNING  MTU:16436  Metric:1
          RX packets:8 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
          TX packets:8 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
          collisions:0 txqueuelen:0
          RX bytes:400 (400.0 b)  TX bytes:400 (400.0 b)


Tadinya saya sempat berfikir kemungkinan Slackware di laptop ini tidak akan bisa digunakan bekerja tapi untungnya di kantor saya sudah ada fasilitas jaringan wireless.

Saturday, July 9, 2011

Pascal, Tidak Bisa Dihindari

Sekian lama saya bergelut dan mempelajari bahasa pemrograman komputer, ada salah satu bahasa pemrograman populer yang sebenarnya sangat saya hindari. Bahasa pemrograman itu  adalah Pascal termasuk variannya.



Mungkin ada pertanyaan, kenapa saya berusaha menghindari menggunakan Pascal ? Saya memiliki alasan pribadi yang mungkin bagi sebagian orang tidak relevan atau bodoh. Dari sekian banyak bahasa dan script pemrograman komputer populer yang saya kenal seperti C/C​​++, Java, Basic/Visual Basic, Python, Ruby, PHP, ASP, JavaScript dan VBScript (tidak termasuk COBOL, Prolog dan Dbase karena saya anggap pemrograman ini tidak sepopuler bahasa pemrograman yang saya sebutkan barusan)  hanya Pascal yang saya anggap 'ANEH' dan menyebalkan. Hmmm... Aneh dan menyebalkan ?

Saturday, May 21, 2011

Akhirnya Linux Bisa Masuk

Setelah selama hampir semingguan 'stagnan' karena netbook Axioo Pico PJM yang saya gunakan hanya bisa menggunakan Windows 7, akhirnya hari ini bisa terinstal linux. Sangat disayangkan, sebenarnya saya bermaksud menginstall Slackware agar bisa saya gunakan di netbook ini.

Sebenarnya saya sudah mencoba untuk menginstal Slackware ke dalam netbook saya ini dengan menggunakan DVD eksternal tapi entah kenapa setelah memasuki proses instalasi, Slackware ternyata tidak mengenali keyboard netbook ini dan sejujurnya saya belum mencoba install Slackware via USB dan Live CD seperti 'arahan' artikel yang banyak saya temukan dari hasil Googling karena gak punya USB dan DVD RW - untuk bikin live CD Slackware versi terbaru hehehe.

Gagal mencoba Slackware, saya mencoba instal Debian tapi nasibnya tetap sama bila Slackware tidak mengenali keyboard, Debian saya tidak mengenali hardisk (mungkin karena versi Debian yang saya gunakan versi lawas).

Coba-coba Googling ternyata kebanyakan versi Debian terbaru sudah mendukung Netbook tapi sayang filenya 'gede' banget (mencapai 1 Gb, maklum miskin bandwith), karena masih penasaran sama Slackware setelah Googling ternyata ada sebuah distro linux ringan yang banyak digunakan untuk Live CD dan USB yang berbasis Slackware yang bernama 'Slax' tapi tetap gak cocok karena Slax tidak bisa mendeteksi LAN card (padahal ini yang paling penting karena untuk digunakan download gratisan dikantor hehehe)

Akhirnya, pilihan sementara jatuh di Ubuntu 11.04 yang saya unduh dan diinstal menggunakan USB kapasitas 1 Gb (ISO-nya hanya sekitar 600 Mb) dan unetbootin, mengingat saya gak mau netbook saya 'kosong' dari Linux. Hmmm, sepertinya bila saya tetap ingin menginstal Slackware yang pertama harus dipersiapkan adalah USB dengan minimal kapasitas 8 Gb atau DVD kosong (plus DVD RW eksternal pinjaman untuk 'ngeburn' ISO Slackware terbaru hehehe)

Wish me luck.... :)

Friday, April 22, 2011

Akhirnya Online Juga

Setelah beberapa waktu terakhir ini utak-atik dan Googling kesana kemari, akhirnya komputer saya yang menggunakan Slackware akhirnya bisa online kembali. Bila dulu saya lebih banyak menggunakan modem via ponsel, sekarang akhirnya bisa online dengan menggunakan USB Modem.

Memang membutuhkan sedikit kerja keras untuk melakukan setting USB Modem ini, apalagi merek yang saya gunakan terbilang belum banyak dikenal oleh Linux yaitu ZTE Mobinil MF 180.

Sebelumnya saya coba menggunakan perintah standard untuk mengaktifkan modul usbserial agar USB dikenali oleh Slackware dengan perintah 'modprobe', tapi setelah saya lakukan dengan perintah 'dmesg' USB ini dikenali sebagai CDROM dengan ID 19d2:2000 padahal pada saat pertama saya lakukan pengecekan dengan perintah 'lsusb' USB sempat dikenali dengan ID 19d2:2003.

Monday, April 18, 2011

Ternyata Masalahnya Ada di Kernel

Menggunakan sistim operasi Linux memang memberikan pengalaman dan sensasi yang unik (lebay khan ? hehehe), maksudnya disini bila kita terbiasa menggunakan sistim operasi yang 'siap saji' macam Windows mungkin kita hanya merasa biasa-biasa aja karena kita hanya tinggal pakai.

Saat ini lagi penasaran berat untuk bisa pake USB Modem ZTE yang saya punya supaya bisa digunakan di Slackware 12.2. Setelah mencoba dengan menggunakan cara standard dengan perintah modprobe untuk meload modul usbserial tapi untuk modem yang satu ini ternyata tetap tidak bisa.

Setelah berdiskusi di milis slackware-id ternyata kita membutuhkan paket tambahan agar dapat mendeteksi USB ini menjadi usbserial. Paket tambahan yang bernama usb_modeswitch ini bisa di download gratis disini. Setelah berhasil saya install ternyata USB Modem ini masih tetap tidak dapat digunakan.

Makin penasaran, setelah Googling saya mendapatkan sedikit petunjuk di blog ini yang menyiasati masalah ini dengan melakukan upgrade kernel. Solusi ini ternyata benar, berdasarkan dokumentasi usb_modeswitch library ini masih belum dapat digunakan untuk merk USB Modem ZTE karena paket ini memiliki masalah dalam menangani hardware dengan device ID 19d2:2000 dalam kernel 2.6.26 dan 2.6.28.

Kebetulan versi Slackware saya masih menggunakan kernel di atas dan device ID USB ZTE juga memiliki id yang sama dengan di atas, jalan satu-satunya adalah dengan melakukan upgrade kernel. Hal ini yang akan saya lakukan dan upgrade kernel ini adalah tantangan baru buat saya karena sebelumnya saya sempat mencoba dan selalu gagal :)

Sunday, April 17, 2011

USB dan Slackware

Saya lagi merasa seperti anak kecil yang baru dapat mainan baru, maklum kemarin baru aja membeli USB Modem ZTE Mobinil.

Waktu coba di Windows semuanya berjalan lancar meskipun untuk 'connect' ke jaringan agak sedikit membutuhkan waktu (mungkin karena faktor sinyal).

Yang agak ribet adalah untuk setting modem tersebut agar terbaca oleh Slackware sebagai USB Serial. Saya sudah mendapatkan beberapa 'pencerahan lewat googling'.

Penasaran juga sih, karena terus terang saya belum coba oprek sesuai 'petunjuk' yang sudah saya dapat karena dapatnya dah lewat tengah malam dan keburu ngantuk duluan :)

Yah terpaksa, belum bisa 'berselancar' pake Slackware karena saya sebelumnya menggunakan modem dengan ponsel.

----------
Sent from my Nokia phone

Thursday, April 7, 2011

Menampilkan HTML Statis dengan Django

Beberapa hari yang lalu saya sedikit mengalami kesulitan dalam menampilkan halaman statis dengan Django dan menampilkannya lewat template yang saya buat. Pada tulisan saya sebelumnya, setelah dapat arahan dari milis komunitas 'id-python' dan utak-atik dokumentasi Django yang berkaitan dengan penggunaan file statis serta penggunaan modul untuk menampilkan halaman HTML statis, ternyata ada beberapa 'teknik' yang dapat digunakan untuk menampilkan file statis (termasuk file HTML statis), mulai dari penggunaan tag 'include' pada template, menggunakan modul 'staticfiles' hingga dengan menggunakan 'generic views'.

Banyaknya teknik untuk menampilkan halaman statis ini ternyata semakin membuat saya bingung apalagi saya menggunakan Django di Appengine yang tidak mendukung semua modul Django standar. Masih tetap penasaran, bagaimana caranya ya ? Setalah putar otak sedikit sambil  buka dokumentasi lagi akhirnya ketemu cara menampilkan halaman html statis yang saya inginkan tanpa perlu menggunakan tag {{% include %}}.

Thursday, March 31, 2011

Perlu Belajar 'Ekstra'

Membuat aplikasi (blog) berbasis Django di Appengine ternyata tidak semudah membuat aplikasi menggunakan modul murni Python dan modul webapp Appengine.

Setelah sempat kebingungan menggunakan 'urls.py', kini saya lagi dibuat 'pusing' dalam penggunaan template terutama dalam usaha menampilkan halaman html statis dengan Django.

Setelah sempat 'share' ke milis id-python dan mendapatkan arahan dari para master Python tanah air dan obrak-abrik Django doc, ternyata penggunaan templating Django bisa menggunakan banyak metode.

Bingung, ditambah dengan konfigurasi dan setting pada 'settings.py' juga 'urls.py' yang harus diberikan untuk setiap metode yang digunakan.
Mulai dari metode inheritance dan include pada template, modul staticfiles hingga menggunakan 'generic view'.

Memang dibutuhkan kesabaran dan ekstra putar otak mengingat di Appengine tidak semua modul Django didukung oleh framework ini.

Pasti bisa...

----------
Sent from my Nokia phone

Tuesday, March 15, 2011

Penerapan 'urls.py' Django di Appengine

Setelah bersusah payah utak-atik konfigurasi url Django untuk melakukan query Datastore Appengine, akhirnya berhasil juga.

Setelah mencoba memberikan setting sesuai 'arahan' dokumentasi Django dan selalu gagal, saya berpikir mungkin setting url yang sama harus dicantumkan juga di 'app.yaml', tapi usaha ini juga gagal.

Karena saya penasaran akhirnya saya menggunakan 'regex' url yang biasa digunakan pada app.yaml dan menerapkannya di 'urls.py' ... dan berhasil.

Monday, March 7, 2011

Bakal Tambah Blog (Lagi)

Setelah mulai mencoba Django ternyata timbul niat saya untuk membuat blog (lagi) yang sudah pasti mesti berbasis Django yang akan menjadi personal project.

Hmmm... Sebenarnya ada rasa enggan untuk membuat blog lagi karena saat ini saya sudah mengelola lima blog pribadi baik yang gratisan maupun yang berbayar.

Mungkin blog ini kelak hanya akan saya gunakan untuk menampung tulisan saya mengenai pengalaman saya menggunakan Django. Tapi entahlah, mungkin tidak bisa dibuat secepatnya karena keterbatasan waktu yang saya miliki untuk mengembangkanya.

Seperti biasa, mungkin tampilannya tidak berbeda dengan blog saya yang lain.. Maklum, meskipun cupu saya hanya developer bukan designer :)
----------
Sent from my Nokia phone

Tuesday, March 1, 2011

Mulai Membuat Aplikasi dan Template Django Sederhana

Sebenarnya contoh untuk membuat aplikasi dan template sederhana sudah ada di dokumentasi Django. Untuk memulainya Django sudah memberikan empat rangkaian contoh yang dimulai di sini dan untuk fokus pada templating-nya di bisa dibaca di sini

Untuk mempermudah di situs ini juga ada cara pembuatan aplikasi Django dan templatenya yang diambil dari dokumentasi Django yang sudah 'diterjemah' ke dalam bahasa Indonesia.

Tapi berhubung kita menggunakan Django dengan App Engine maka ada beberapa langkah yang harus diabaikan, seperti perintah konsol 'admin-django.py startproject', 'manage.py sql', pengaturan database di file settings.py tidak perlu dirubah (karena kita akan menggunakan datastore App Engine), kita hanya perlu masuk ke folder project misalnya dengan nama 'project' kemudian menjalankan perintah 'manage.py startapp polls' dan otomatis akan membuat folder aplikasi yang akan kita buat, coba lihat artikel ini untuk contoh penerapannya.

Monday, February 28, 2011

Beda Penerapan Django di App Engine

Saya pernah menulis bahwa penggunaan web framework akan mempermudah kita dalam pengembangan aplikasi web yang sedang kita buat karena semua modul dan library yang kita butuhkan sudah tersedia dan untuk modul-modul standard Python tertentu juga sudah 'didevelop' sedemikian rupa hingga kita dapat mudah menggunakannya sesuai kebutuhan kita.

Begitu juga dengan Django di App Engine, karena sudah terintegrasi dengan sistem server App Engine ada beberapa fitur dan ability Django yang memang sengaja ditiadakan terutama modul model standar Django hingga perintah yang berhubungan dengan model seperti, 'manage.py sql', 'manage.py syncdb', 'manage.py validate' dan lain-lain tidak dapat digunakan bahkan App Engine juga memblok import modul yang berhubungan dengan model Django seperti untuk mermbuat dan menghapus database test.

Friday, February 25, 2011

Waktunya 'Ber-Django' Ria

Di beberapa tulisan sebelumnya saya sudah mengulas tentang pemrograman web dengan Python di App Engine, seperti yang pernah saya sampaikan juga bahwa 'suatu saat saya akan menulis tentang Django'.... jadi inilah saatnya kita 'ber-django ria'

Bila kita membaca dokumentasi, Django sudah menjadi modul default di dalam server App Engine yang menggunakan beberapa versi antara lain versi 0.96 yang dianggap paling stabil, versi, 1.0, 1.1 dan versi 1.2. Untuk dapat menggunakan Django di App Engine kita membutuhkan Google App Engine Helper for Django yang bisa diunduh di sini http://code.google.com/p/google-app-engine-django tapi sebelumnya pastikan di komputer sudah teerinstal App Engine Launcher versi terbaru.

Google App Engine Helper for Django dibutuhkan agar kita dapat menggunakan file-file utama yang dibutuhkan dalam pengembangan Aplikasi Django, seperti settings.py, urls.py dan lain-lain.

Tuesday, February 22, 2011

Bahasa Pemrograman Pilihan Saya

Bicara bahasa pemrograman, maka saya jadi teringat awal perkenalan saya dengan 'benda' yang bernama komputer. Pertama kali melihat dan menyentuh apa itu komputer, saat itu kalo ga salah saya masih duduk dikelas satu SMP.

Komputer milik paman saya yang saat itu masih berupa komputer XT dengan monitor monochrome dengan layar berwarna hijau, sebuah benda yang benar-benar membuat saya takjub meskipun diawal perkenalan saya hanya bisa memainkan beberapa games 'tempo dulu' seperti Pacman, Round 42, Digger dan lain-lain.

Wednesday, February 16, 2011

Contoh Aplikasi Python di App Engine

Bila Anda mengikuti tulisan-tulisan saya sebelumnya mengenai Python dan App Engine maka bisa dibilang ini adalah kumpulan dari kode-kode yang sudah saya buat yang saya satukan dalam bentuk sebuah contoh aplikasi web sederhana yaitu berupa 'Web Note'. Ini adalah aplikasi sederhana menggunakan Python dengan menggunakan modul-modul murni Python dan modul bawaan framework App Engine (webapp).

Karena ini hanya contoh, jadi mohon maaf mungkin fiturnya belum lengkap karena belum dilengkapi dengan fitur 'tagging' dan 'Search' sedangkan untuk 'Comment', Anda bisa menggunakan fasilitas gratisan dari DISQUS. Untuk menggunakannya sangat disarankan untuk melakukan modifikasi lebih dahulu.

Saya akui, struktur pemrograman aplikasi ini masih sangat sederhana karena ada beberapa class yang memiliki fungsi/metode yang sama (sebenarnya dapat dibuat dengan modul atau class yang terpisah) karena saya berharap dengan dibuat seperti ini dapat lebih mudah difahami oleh para pemula.

Contoh aplikasi ini dapat diunduh di sini, versi demonya bisa dilihat di sini dan saya harap saran serta kritiknya :)

Tuesday, February 1, 2011

CherryPy dan App Engine

Bila kita baca dokumentasi App Engine disitu menyatakan bahwa server App Engine sudah mendukung semua framework yang menjalankan aplikasi WSGI : 'Google App Engine supports any framework written in pure Python that speaks CGI (and any WSGI-compliant framework using a CGI adaptor), including Django, CherryPy, Pylons, and web.py. You can bundle a framework of your choosing with your application code by copying its code into your application directory.'

Monday, January 31, 2011

Data (Pribadi) Yang Mengancam Keamanan Nasional ?

Artikel berita Detikinet hari ini mewartakan bahwa kementerian Pertahanan menjelaskan soal Twitter yang pada pekan lalu sempat disebut oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebagai salah satu ancaman nir militer terhadap keamanan nasional.

Kepala Pusat Komunikasi Publik  Brigjen I  Wayan  Midhio,  M.Phil, Senin (31/1/2011) membacakan pernyataan Kemenhan yang dikutip dari Detikinet, sebagai berikut :

Terkait pemberitaan berbagai harian yang terbit pada hari Jumat tanggal 28 Januari 2011,  yang mengangkat pernyataan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tentang situs jejaring sosial Twitter sebagai ancaman nir militer bagi negara.  Maka berita  tersebut perlu diluruskan agar tidak menimbulkan persepsi yang keliru bagi masyarakat.

Friday, January 28, 2011

Wacana Undang-undang (Cyber) Keamanan Nasional

Yang menarik pagi ini dari berita yang saya baca di Detik News, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro menilai bahwa ancaman keamanan nasional yang berkaitan dengan 'rahasia negara' lewat media Cyber terutama lewat media jejaring sosial (disini beliau hanya menyebut Twitter) lebih berbahaya ketimbang ancaman militer.

Ancaman nonmiliter justru berdampak jauh lebih besar dari militer katanya. "Dia bisa berupa cyber crime, lewat twitter, atau juga pandemi," ujar Purnomo di sela-sela rapat kerja bersama Komisi I DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/1/2011). Pernyataan tersebut disampaikan menanggapi maraknya informasi intelijen yang beredar di twitter.

Saturday, January 8, 2011

Yahoo Application Platform

Malam dibawah rintik hujan ini, saya iseng-iseng Googling dan buka-buka halaman Yahoo. Di Google ketemu salah satu website Yahoo yang setelah saya buka dan saya baca sekilas ternyata ini adalah situs komunitas developer Yahoo.

Situs yang bernama 'Yahoo Developer Network' ini ternyata memiliki fungsi dan yang hampir sama dengan Google Code yang berisi konten, API dan tool untuk mengembangkan aplikasi berbasis Aplikasi Google. Website yang beralamat di 'http://developer.yahoo.com/' ini sebenarnya sudah pernah saya dengar, bahkan tadinya saya kira ini hanya situs yang memuat blog tentang aplikasi-aplikkasi Yahoo.