Karena tergila-gila dengan salah satu distro Linux, seorang rekan menggunakan blognya untuk menampung semua tulisannya dan info-info yang berkaitan dengan distro kesayangannya tersebut hingga bisa dengan bangga melabeli blognya misalnya 'Debian Blog', 'Ubuntu Blog' dan lain-lain.
Ada juga blog yang berkaitan dengan otomotif karena si mpunya blog gandrung dengan hal-hal yang berkaitan dengan otomotif.
Lantas, blog saya ini blog apa ya ? Python blog ? karena sebagian besar berisi tulisan yang berkaitan Python ? hmmm saya ga berani, sebab bila saya melabeli Blog ini dengan sebutan 'Python Blog' konsekuensinya saya harus meraih 'predikat master' lebih dahulu dalam pemrograman Python.
Tapi, selama ikut nimbrung dalam group milis ID-Python dan mengetahui bahwa perkembangan Python 'dimarih' masih belum sepopuler Ruby (terutama dalam pengaplikasiannya di web programming, hingga sudah banyak hosting dalam negeri menjual jasanya yang sudah mendukung Ruby dengan harga terjangkau)... ini sedikit memicu semangat untuk belajar lebih banyak dan 'mengajari' lebih banyak bahasa pemrograman yang 'Seksi' ini dan bermimpi bisa membuat Python sepopuler Ruby bahkan kalo bisa mengalahkan PHP dalam ranah pemrograman web (hehehe.. mimpi ?)
Sarana ampuh untuk menyebarkan paham 'Pythonista' ini adalah Blog dan bagi saya untuk membuat blog yang berlabel 'Python Blog' mending ntar-ntar dulu ajah, takut dianggap sebagai 'master gagal' karena kemampuan yang masih seujung kuku sebab bila menilik isi tulisan-tulisan dan 'snippet-snippet' yang saya buat di sini cuma seputaran 'kulit-kulitnya' Python saja.
Tapi bagaimanapun saya tetap butuh satu 'wadah' yang memang saya khususkan untuk menampung tulisan-tulisan saya seputar Python. Nah, setelah kenalan sama Google Appengine akhirnya saya putuskan untuk membuat satu website 'Python-based' yang tujuannya untuk menampung tulisan saya dalam format PDF dan snippet yang saya kompres dalam format ZIP.
Perkembangan yang menggembirakan juga datang dari komunitas ID-Python karena saat ini website komunitasnya 'python.or.id' sudah mulai aktif 'bergairah' ditambah dengan akun-akun di Twitter, Facebook dan lain-lain dan yang paling penting milisnya juga sudah mulai aktif memenuhi inbox saya setiap harinya dengan berbagai topik (hehehe, meskipun selama ini saya masih jadi 'pemantau' saja).
Hayyoooo, kita sama-sama membumikan Python.....
Showing posts with label Hosting. Show all posts
Showing posts with label Hosting. Show all posts
Thursday, November 17, 2011
Tuesday, August 9, 2011
CherryPy Dengan Datastore dan Templating Appengine
Ini adalah tulisan yang masih berhubungan dengan tulisan sebelumnya yang berkaitan dengan penggunaan framework CherryPy di Appengine yang berjudul CherryPy dan Appengine, bisa dibilang ini adalah tulisan pelengkap dari tulisan yang pertama sekaligus saya berikan contoh pengaplikasian sederhana CherryPy di Appengine.
Tulisan sebelumnya saya telah menguraikan 'sedikit' bagaimana memulai menggunakan CherryPy di Appengine yang sebenarnya cukup mudah yaitu cukup memasukan folder yang berisi paket/modul CherryPy kedalam folder project yang kita buat. Yang perlu diperhatikan adalah, untuk saat ini tampaknya Appengine hanya mendukung CherryPy versi 3.1.1 karena setelah saya mencoba menggunakan versi dibawahnya dan versi yang terbaru ( versi 3.2.0) CherryPy tidak dapat digunakan, bila Anda hobi 'ngoprek' silahkan Anda coba dengan membuat patch sendiri seperti yang dibuat oleh salah seorang developer penulis artikel ini.
Thursday, March 31, 2011
Perlu Belajar 'Ekstra'
Membuat aplikasi (blog) berbasis Django di Appengine ternyata tidak semudah membuat aplikasi menggunakan modul murni Python dan modul webapp Appengine.
Setelah sempat kebingungan menggunakan 'urls.py', kini saya lagi dibuat 'pusing' dalam penggunaan template terutama dalam usaha menampilkan halaman html statis dengan Django.
Setelah sempat 'share' ke milis id-python dan mendapatkan arahan dari para master Python tanah air dan obrak-abrik Django doc, ternyata penggunaan templating Django bisa menggunakan banyak metode.
Bingung, ditambah dengan konfigurasi dan setting pada 'settings.py' juga 'urls.py' yang harus diberikan untuk setiap metode yang digunakan.
Mulai dari metode inheritance dan include pada template, modul staticfiles hingga menggunakan 'generic view'.
Memang dibutuhkan kesabaran dan ekstra putar otak mengingat di Appengine tidak semua modul Django didukung oleh framework ini.
Pasti bisa...
----------
Sent from my Nokia phone
Setelah sempat kebingungan menggunakan 'urls.py', kini saya lagi dibuat 'pusing' dalam penggunaan template terutama dalam usaha menampilkan halaman html statis dengan Django.
Setelah sempat 'share' ke milis id-python dan mendapatkan arahan dari para master Python tanah air dan obrak-abrik Django doc, ternyata penggunaan templating Django bisa menggunakan banyak metode.
Bingung, ditambah dengan konfigurasi dan setting pada 'settings.py' juga 'urls.py' yang harus diberikan untuk setiap metode yang digunakan.
Mulai dari metode inheritance dan include pada template, modul staticfiles hingga menggunakan 'generic view'.
Memang dibutuhkan kesabaran dan ekstra putar otak mengingat di Appengine tidak semua modul Django didukung oleh framework ini.
Pasti bisa...
----------
Sent from my Nokia phone
Tuesday, March 1, 2011
Mulai Membuat Aplikasi dan Template Django Sederhana
Sebenarnya contoh untuk membuat aplikasi dan template sederhana sudah ada di dokumentasi Django. Untuk memulainya Django sudah memberikan empat rangkaian contoh yang dimulai di sini dan untuk fokus pada templating-nya di bisa dibaca di sini
Untuk mempermudah di situs ini juga ada cara pembuatan aplikasi Django dan templatenya yang diambil dari dokumentasi Django yang sudah 'diterjemah' ke dalam bahasa Indonesia.
Tapi berhubung kita menggunakan Django dengan App Engine maka ada beberapa langkah yang harus diabaikan, seperti perintah konsol 'admin-django.py startproject', 'manage.py sql', pengaturan database di file settings.py tidak perlu dirubah (karena kita akan menggunakan datastore App Engine), kita hanya perlu masuk ke folder project misalnya dengan nama 'project' kemudian menjalankan perintah 'manage.py startapp polls' dan otomatis akan membuat folder aplikasi yang akan kita buat, coba lihat artikel ini untuk contoh penerapannya.
Untuk mempermudah di situs ini juga ada cara pembuatan aplikasi Django dan templatenya yang diambil dari dokumentasi Django yang sudah 'diterjemah' ke dalam bahasa Indonesia.
Tapi berhubung kita menggunakan Django dengan App Engine maka ada beberapa langkah yang harus diabaikan, seperti perintah konsol 'admin-django.py startproject', 'manage.py sql', pengaturan database di file settings.py tidak perlu dirubah (karena kita akan menggunakan datastore App Engine), kita hanya perlu masuk ke folder project misalnya dengan nama 'project' kemudian menjalankan perintah 'manage.py startapp polls' dan otomatis akan membuat folder aplikasi yang akan kita buat, coba lihat artikel ini untuk contoh penerapannya.
Monday, February 28, 2011
Beda Penerapan Django di App Engine
Saya pernah menulis bahwa penggunaan web framework akan mempermudah kita dalam pengembangan aplikasi web yang sedang kita buat karena semua modul dan library yang kita butuhkan sudah tersedia dan untuk modul-modul standard Python tertentu juga sudah 'didevelop' sedemikian rupa hingga kita dapat mudah menggunakannya sesuai kebutuhan kita.
Begitu juga dengan Django di App Engine, karena sudah terintegrasi dengan sistem server App Engine ada beberapa fitur dan ability Django yang memang sengaja ditiadakan terutama modul model standar Django hingga perintah yang berhubungan dengan model seperti, 'manage.py sql', 'manage.py syncdb', 'manage.py validate' dan lain-lain tidak dapat digunakan bahkan App Engine juga memblok import modul yang berhubungan dengan model Django seperti untuk mermbuat dan menghapus database test.
Begitu juga dengan Django di App Engine, karena sudah terintegrasi dengan sistem server App Engine ada beberapa fitur dan ability Django yang memang sengaja ditiadakan terutama modul model standar Django hingga perintah yang berhubungan dengan model seperti, 'manage.py sql
Friday, February 25, 2011
Waktunya 'Ber-Django' Ria
Di beberapa tulisan sebelumnya saya sudah mengulas tentang pemrograman web dengan Python di App Engine, seperti yang pernah saya sampaikan juga bahwa 'suatu saat saya akan menulis tentang Django'.... jadi inilah saatnya kita 'ber-django ria'
Bila kita membaca dokumentasi, Django sudah menjadi modul default di dalam server App Engine yang menggunakan beberapa versi antara lain versi 0.96 yang dianggap paling stabil, versi, 1.0, 1.1 dan versi 1.2. Untuk dapat menggunakan Django di App Engine kita membutuhkan Google App Engine Helper for Django yang bisa diunduh di sini http://code.google.com/p/google-app-engine-django tapi sebelumnya pastikan di komputer sudah teerinstal App Engine Launcher versi terbaru.
Google App Engine Helper for Django dibutuhkan agar kita dapat menggunakan file-file utama yang dibutuhkan dalam pengembangan Aplikasi Django, seperti settings.py, urls.py dan lain-lain.
Bila kita membaca dokumentasi, Django sudah menjadi modul default di dalam server App Engine yang menggunakan beberapa versi antara lain versi 0.96 yang dianggap paling stabil, versi, 1.0, 1.1 dan versi 1.2. Untuk dapat menggunakan Django di App Engine kita membutuhkan Google App Engine Helper for Django yang bisa diunduh di sini http://code.google.com/p/google-app-engine-django tapi sebelumnya pastikan di komputer sudah teerinstal App Engine Launcher versi terbaru.
Google App Engine Helper for Django dibutuhkan agar kita dapat menggunakan file-file utama yang dibutuhkan dalam pengembangan Aplikasi Django, seperti settings.py, urls.py dan lain-lain.
Wednesday, February 16, 2011
Contoh Aplikasi Python di App Engine
Bila Anda mengikuti tulisan-tulisan saya sebelumnya mengenai Python dan App Engine maka bisa dibilang ini adalah kumpulan dari kode-kode yang sudah saya buat yang saya satukan dalam bentuk sebuah contoh aplikasi web sederhana yaitu berupa 'Web Note'. Ini adalah aplikasi sederhana menggunakan Python dengan menggunakan modul-modul murni Python dan modul bawaan framework App Engine (webapp).
Karena ini hanya contoh, jadi mohon maaf mungkin fiturnya belum lengkap karena belum dilengkapi dengan fitur 'tagging' dan 'Search' sedangkan untuk 'Comment', Anda bisa menggunakan fasilitas gratisan dari DISQUS. Untuk menggunakannya sangat disarankan untuk melakukan modifikasi lebih dahulu.
Saya akui, struktur pemrograman aplikasi ini masih sangat sederhana karena ada beberapa class yang memiliki fungsi/metode yang sama (sebenarnya dapat dibuat dengan modul atau class yang terpisah) karena saya berharap dengan dibuat seperti ini dapat lebih mudah difahami oleh para pemula.
Contoh aplikasi ini dapat diunduh di sini, versi demonya bisa dilihat di sini dan saya harap saran serta kritiknya :)
Karena ini hanya contoh, jadi mohon maaf mungkin fiturnya belum lengkap karena belum dilengkapi dengan fitur 'tagging' dan 'Search' sedangkan untuk 'Comment', Anda bisa menggunakan fasilitas gratisan dari DISQUS. Untuk menggunakannya sangat disarankan untuk melakukan modifikasi lebih dahulu.
Saya akui, struktur pemrograman aplikasi ini masih sangat sederhana karena ada beberapa class yang memiliki fungsi/metode yang sama (sebenarnya dapat dibuat dengan modul atau class yang terpisah) karena saya berharap dengan dibuat seperti ini dapat lebih mudah difahami oleh para pemula.
Contoh aplikasi ini dapat diunduh di sini, versi demonya bisa dilihat di sini dan saya harap saran serta kritiknya :)
Tuesday, February 1, 2011
CherryPy dan App Engine
Bila kita baca dokumentasi App Engine disitu menyatakan bahwa server App Engine sudah mendukung semua framework yang menjalankan aplikasi WSGI : 'Google App Engine supports any framework written in pure Python that speaks CGI (and any WSGI-compliant framework using a CGI adaptor), including Django, CherryPy, Pylons, and web.py. You can bundle a framework of your choosing with your application code by copying its code into your application directory.'
Wednesday, December 29, 2010
Penyimpanan Data Dan Koneksi Database Dengan Python di AppEngine
Tidak lengkap rasanya sebuah bahasa pemrograman bila tidak dilengkapi dengan fitur koneksi dan pengolahan database, pemrograman web dengan Python juga sudah mendukung koneksi dan pengolahan database.
Di Appengine, database yang digunakan lebih populer dengan sebutan Datastore. Tidak seperti database server populer yang sering kita gunakan seperti MySQL, PostgreSQL atau lainnya, DML (data management language) yang digunakan sangat berbeda dengan DML standar umumnya meskipun memiliki fungsi query yang sama (dengan fitur yang sedikit terbatas dari database server pada umumnya) yang hanya dirancang untuk aplikasi web yang lebih menitik beratkan pada kemampuan 'menulis' dan 'membaca' data.
Di Appengine, database yang digunakan lebih populer dengan sebutan Datastore. Tidak seperti database server populer yang sering kita gunakan seperti MySQL, PostgreSQL atau lainnya, DML (data management language) yang digunakan sangat berbeda dengan DML standar umumnya meskipun memiliki fungsi query yang sama (dengan fitur yang sedikit terbatas dari database server pada umumnya) yang hanya dirancang untuk aplikasi web yang lebih menitik beratkan pada kemampuan 'menulis' dan 'membaca' data.
Thursday, December 16, 2010
Ada Apa Dengan Domain Uni Dot CC ?
Blog saya, termasuk ini yang menggunakan domain UNI.CC tidak dapat diakses padahal saya sudah menggunakan domain ini selama hampir dua tahun. Ada apa ya ?
Apalagi domain gratisan ini udah saya cantumkan dan saya daftarkan ke banyak layanan termasuk akun saya di layanan Blogspot Monetise dan beberapa situs jejaring sosial. Dengan tidak bisa diaksesnya domain ini berarti blog saya yang menggunakan domain UNI.CC harus kembali menggunakan domain Blogspot.com.
Dan sayapun harus merubah semua URL website yang sudah saya cantumkan di beberapa situs jejaring sosial, Blogspot Monetise dan Dmoz.org.... Nambah kerjaan... :(
Apalagi domain gratisan ini udah saya cantumkan dan saya daftarkan ke banyak layanan termasuk akun saya di layanan Blogspot Monetise dan beberapa situs jejaring sosial. Dengan tidak bisa diaksesnya domain ini berarti blog saya yang menggunakan domain UNI.CC harus kembali menggunakan domain Blogspot.com.
Dan sayapun harus merubah semua URL website yang sudah saya cantumkan di beberapa situs jejaring sosial, Blogspot Monetise dan Dmoz.org.... Nambah kerjaan... :(
Monday, November 15, 2010
Instalasi Google AppEngine Launcher
Di tulisan sebelumnya saya sudah mengulas mengenai pemrograman web dengan mengunakan fasilitas Google AppEngine. Tidak seperti hosting konvensional yang dapat didevelop dan diedit secara online langsung dari panel control tapi dengan AppEngine, aplikasi harus dibuat secara offline di PC kita (localhost) lebih dahulu.
Untuk dapat mendevelop aplikasi kita di PC dibutuhkan AppEngine Launcher, yaitu sebuah aplikasi yang sudah dilengkapi server dan modul-modul yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi AppEngine (termasuk modul Django) yang dapat diunduh disini.
AppEngine Launcher, instal aplikasi tersebut ke PC (contoh disini menggunakan sistim operasi Windows). Setelah setelah terinstal, jalankan aplikasinya seperti tampilan berikut :
Untuk dapat mendevelop aplikasi kita di PC dibutuhkan AppEngine Launcher, yaitu sebuah aplikasi yang sudah dilengkapi server dan modul-modul yang dibutuhkan untuk membuat aplikasi AppEngine (termasuk modul Django) yang dapat diunduh disini.
AppEngine Launcher, instal aplikasi tersebut ke PC (contoh disini menggunakan sistim operasi Windows). Setelah setelah terinstal, jalankan aplikasinya seperti tampilan berikut :
Sunday, November 14, 2010
Aplikasi Web Dengan Python di Google AppEngine
PHP, ASP dan Perl adalah nama-nama besar dalam pemrograman yang umum digunakan untuk pengembangan aplikasi web yang banyak kita jumpai baik di aplikasi berbayar maupun yang gratisan. Sedangkan bila kita bicara Python dalam pengembangan aplikasi web yang pertama kita ingat adalah Django sebagai salah satu framework aplikasi terpopuler yang banyak digunakan.
Karena belum populernya bahasa pemrograman Python di tanah air maka jangan heran bila masih sedikit sekali penggunaan python dalam pengembangan aplikasi web dan situs-situs web yang berbasis python. Hal ini ditambah dengan masih sedikitnya layanan web hosting yang melayani hosting yang berflatform Python.
Karena belum populernya bahasa pemrograman Python di tanah air maka jangan heran bila masih sedikit sekali penggunaan python dalam pengembangan aplikasi web dan situs-situs web yang berbasis python. Hal ini ditambah dengan masih sedikitnya layanan web hosting yang melayani hosting yang berflatform Python.
Saturday, June 5, 2010
Waaahhh.. Hampir Kadaluarsa !!!
Bulan ini hampir setiap hari dapat notifikasi email dari Pandi yang kasih pemberitahuan kalo salah satu domain 'id' saya sudah kadaluarsa dan harus segera diperpanjang. Domain yang berisi blog pribadi ini sebenaarnya gak terlalu penting banget sebab saya sendiri sudah punya tiga weblog garatisan di Blogspot dan di Wordpress.
Saya akui, pembuatan domain 'id' ini sebenarnya dipicu dengan adanya berita bahwa dalam beberapa tahun kedepan kita akan mengalami kelangkaan IP hingga mempengaruhi pemilikan dan pemilihan nama domain. Karena khawatir kehabisan stock domain untuk pribadi terpaksa buru-buru bikin domain dengan menggunakan nama sendiri.
Teknologi memang sangat cepat berkembang, kelangkaan IP dimasa yang akan datang sepertinya akan teratasi dengan sitem terbaru dalam penamaan IP. Teknologi ini kalo gak salah namanya IPV6 (tolong dikoreksi kalo salah) yang saat ini sudah didukung oleh banyak sistem operasi terbaru yang beredar saat ini..
Tapi karena nama domain sudah 'kadung' digunakan, mau gak mau domain ini tetap akan saya gunakan yang berarti harus buru-buru diperpanjang meskipun sepertinya saya mau banget coba-coba pake domain 'dot com'.
Saya akui, pembuatan domain 'id' ini sebenarnya dipicu dengan adanya berita bahwa dalam beberapa tahun kedepan kita akan mengalami kelangkaan IP hingga mempengaruhi pemilikan dan pemilihan nama domain. Karena khawatir kehabisan stock domain untuk pribadi terpaksa buru-buru bikin domain dengan menggunakan nama sendiri.
Teknologi memang sangat cepat berkembang, kelangkaan IP dimasa yang akan datang sepertinya akan teratasi dengan sitem terbaru dalam penamaan IP. Teknologi ini kalo gak salah namanya IPV6 (tolong dikoreksi kalo salah) yang saat ini sudah didukung oleh banyak sistem operasi terbaru yang beredar saat ini..
Tapi karena nama domain sudah 'kadung' digunakan, mau gak mau domain ini tetap akan saya gunakan yang berarti harus buru-buru diperpanjang meskipun sepertinya saya mau banget coba-coba pake domain 'dot com'.
Wednesday, May 27, 2009
Akhirnya Domain Bisa Dialihkan

Setelah selama hampir satu bulan akhirnya blogspot ini berhasil saya alihkan dengan menggunakan domain gratisan www.fargobee.uni.cc, bila Anda berhasil membaca artikel ini berarti Anda sudah berhasil membaca artikel di alamat blog dengan domain yang baru.
Proses pengalihannya juga tidak memakan waktu lama, hanya sekitar 2 jam dan kini domain sudah teralihkan. Domain gratisan saat ini memang banyak digunakan untuk mengalihkan hosting-hosting gratisan. Sebelumnya saya juga telah mengalihkan situs saya di Google Sites.
Meskipun begitu menggunakan hosting dan domain gratisan bukan berarti tanpa kekurangan. Dari beberapa komentar yang beredar kelemahan hosting gratisan diantaranya admin hosting sering mengeluarkan account pengguna apabila traffic situsnya sangat tinggi dan iklan serta popup ads juga menyertai tampilan situs. Sedangkan kelemahan domain gratis salah satunya adanya isu kelemahan keamanan yang membayangi situs dan ada domain gratis yang hanya gratis sementara (hanya tahun pertama).
Sekarang pilihan ada ditangan kita, mau menggunakan domain dan hosting gratisan atau yang berbayar yang mungkin lebih terjamin dalam segi apapun.
Monday, May 19, 2008
Susahnya Cari Hosting Python Murah....
Saya baru saja berkenalan dengan pemrograman web dengan python. Ternyata membuat web based application dengan python sangat mudah dan tidak bertele-tele. Cukup dengan satu contoh aplikasi yang saya unduh dari situs modpython.org saya sudah bisa membuat web app sendiri tanpa perlu aplikasi khusus webapp python seperti Django, Zope dan lain-lain, cukup dengan menggunakan modul PSP yang sudah tersedia di mod_python (modul python yang digunakan untuk menjalankan webapp python). Karena kesederhanaan dan kemudahan strukturnya Python sangat mudah dipelajari.
Tapi sayang, saya baru bisa mencoba aplikasi tersebut di localhost komputer saya. Saya sudah coba mencari webhosting di Indonesia yang sudah support mod_python tapi sulit sekali. Sekalipun ada ternyata harganyapun sangat mahal karena sebagian besar hosting menawarkan server yang support mod_python hanya untuk segment bisnis yang rata-rata ditawarkan dengan harga hosting diatas 500 ribu perbulan.
Jika saja ada penggerak python sekaligus pemilik hosting di Indonesia yang peduli dengan perkembangan python di Indonesia yang bisa menyediakan paket untuk hosting python dengan harga terjangkau saya yakin perkembangan Python di Indonesia akan lebih meningkat tidak kalah dengan Ruby (dengan Ruby on Rail-nya) yang kini mulai trend dan banyak ditawarkan oleh hosting ditanah air dengan harga yang terjangkau.
Tapi sayang, saya baru bisa mencoba aplikasi tersebut di localhost komputer saya. Saya sudah coba mencari webhosting di Indonesia yang sudah support mod_python tapi sulit sekali. Sekalipun ada ternyata harganyapun sangat mahal karena sebagian besar hosting menawarkan server yang support mod_python hanya untuk segment bisnis yang rata-rata ditawarkan dengan harga hosting diatas 500 ribu perbulan.
Jika saja ada penggerak python sekaligus pemilik hosting di Indonesia yang peduli dengan perkembangan python di Indonesia yang bisa menyediakan paket untuk hosting python dengan harga terjangkau saya yakin perkembangan Python di Indonesia akan lebih meningkat tidak kalah dengan Ruby (dengan Ruby on Rail-nya) yang kini mulai trend dan banyak ditawarkan oleh hosting ditanah air dengan harga yang terjangkau.
Subscribe to:
Posts (Atom)